29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42303

Relawan Cium ‘Aroma Amis’ Tak Bergunanya Hak Presiden

Jakarta, Aktual.co — Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinan Hutahaean mengatakan, setelah pengumuman komposisi menteri di dalam kabinet Presiden Joko Widodo semakin tercium “aroma amis” besarnya pengaruh investor politik, dari pada hak preogratif seorang presiden dalam menentukan para pembantunya.
“Saya tidak melihat bahwa ini adalah wujud dari hak Prerogatif presiden, akan tetapi adalah bentuk kompromistis dengan pihak-pihak yang merasa berjasa secara materi sewaktu pilpres,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/10).
Ferdinan yang juga sebagai ketua relawan Jokowi-JK mengaku bingung terhadap posisi relawan.
“Memang sulit menempatkan relawan ini sekarang dimana berdirinya. Saya pribadi akan mengkritisi dar luar perjalanan kabinet ini,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Kabinet Jokowi-JK Akan Tuai Banyak Kritik

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo memang telah resmi mengumumkan susunan kabinet yang akan membantunya menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan.
Namun menurut pemerhati politik dari Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) Yasin Mohammad, susunan kabinet kerja itu bakal banyak menuai kritik. Terutama soal masuknya nama-nama yang diindikasi tidak berkompeten. Bahkan, dari kelompok-kelompok yang tidak terakomodir kepentingannya.
“Saya kira kabinet Jokowi akan mendapat respon kritik yang beragam. Terutama dari kelompok yang tidak terakomodir,” kata dia, Senin (27/10).
Menurut pandangannya, Presiden dalam menyusun kabinet mencoba mengakomodir kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) dengan memberikan para menteri dari kalangan profesional untuk KMP. Sedangkan untuk KIH, kursi menteri diberikan kepada kalangan profesional dari partai pendukung guna menyiasati manuver politik di parlemen.
“Ini tentu untuk memudahkan eksekutif dalam memperoleh dukungan dari parlemen,” kata Yasin.

Artikel ini ditulis oleh:

PD Pasar Jaya Lebih Pentingkan Pendapatan, Ketimbang Majukan Pedagang

Jakarta, Aktual.co —Pengelolaan PD Pasar Jaya terhadap pasar-pasar tradisional di Jakarta dianggap masih mengecewakan dan belum cukup memadai.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menilai pengelolaan PD pasar Jaya terhadap pasar tradisional baru sebatas pengelolaan demi mengutamakan kepentingan pendapatan daerah semata, ketimbang untuk memajukan pedagang. 
“Manajemen pengelolaan pasar yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya selama ini belum cukup memadai dan cukup. Pengelolaan hanya sebatas pada pengelolaan konvesional yang tidak mementingkan pedagang. Mereka lebih mengutamakan kepentingan pendapatan daerah dibandingkan membuat pedagang menjadi maju,” ujar Ketua IKAPPI, Abdullah Mansuri kepada Aktual.co, Senin (26/10).
Mansuri menyontohkan bentuk ketidakbecusan PD Pasar Jaya dalam mengelola pasar tradisional. Yakni kebakaran yang terjadi di Pasar Senen beberapa bulan lalu.
“Kebakaran di Pasar Senen lalu membuktikan ketidakmampuan PD Pasar Jaya dalam mengelola pasar. Tentu saja ini sangat mengancam dan memprihatinkan karena tidak dapat membuat pasar tradisional berkembang. Terlebih lagi karena munculnya pasar modern atau mal yang dalam penempatan lokasinya tidak memperhatikan keadaan pasar tradisional yang berlokasi di sekitar situ,” ujarnya.
Oleh karena itu, IKAPPI menghimbau kepada pihak PD Pasar Jaya untuk lebih memperhatikan pedagang pasar tradisional. Selain itu, pedagang pasar tradisional juga dimintanya untuk berani mengkritisi PD Pasar Jaya untuk segera memperbaiki sistem kelola mereka.

Artikel ini ditulis oleh:

Di Konser Ini Menampilkan Pianis Lansia dan Anak Autis

Jakarta, Aktual.co — Usia dan keterbatasan kemampuan tidak menjadi persoalan dalam berkreativitas, demikian pesan sosial dari Konser Symponi Bianglala yang menampilkan pianis lanjut usia dan anak berkebutuhan khusus (autis).
Konser Symponi Bianglala digelar oleh Majelis Taklim Al Hasanah, bertempat di kediaman pemerhati budaya dan penulis buku Dewi Pandji, Taman Malabar, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/10).
Pergelaran itu menghadirkan sekitar 15 pianis dari berbagai usia dan latar belakang mulai dari anak usia 7 tahun, hingga penderita autis dan lanjut usia.
Pianis tertua Garniati Soemardi (80) tampil memainkan musik “Mother How Are you Today” serta Doa dan Restu. Mulyati Sahar (74) pianis lainnya memainkan musik “May Way dan “Misty”.
Dua anak berkebutuhan khusus yakni Nizam (19) membawakan musik klasik “Claudine” dan Rula (11) asal Bogor memainkan musik “Twinkle Twinkle Little Star” secara duet dengan pelatih pianonya Daty Sutardi.
Pianis lainnya, Zahrah (7) membawakan “Romace D’amour dan “Heart”. Gariela Sekar Tyasrinestu (13) siswi SMP Regina Pacis ini tampil membawakan “Conan D” dan “Pay Phone”.
Menurut Garniati Soemardi (80) usia lanjut bukan menjadi halangan untuk berkreativitas. Baginya bermain piano dapat menumbuhkan semangat, menghilangkan stres dan kegalauan karena faktor usia.
“Kami masyarakat lanjut usia ini jangan diabaikan, beri kami wadah agar kami bisa berkontribusi dalam pembangunan. Karena lanjut usia bukan berarti kami tidak bisa berkarya,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Mulyati Sahar (74) yang sudah berlatih piano selama tujuh bulan untuk mengisi masa pensiunnya di rumah.
“Memainkan piano ini bisa membantu kami yang sudah usia lanjut untuk bisa berfikir positif, mengekspresikan diri,” sambungnya.
Daty Sutardi (65) guru piano para pianis ini mengatakan, piano dapat menjadi terapi otak kiri, otak kanan dan otak tengah dan membuat orang yang memainkannya mendapatkan kepuasan dan ketenangan.
“Piano dapat menjadi terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus (autis), mereka yang hiperaktif ini, saat bermain piano justru lebih kalem dan fokus dalam menguasai setiap lagu-lagu yang diajarkan,” ucap Daty yang juga anak dari guru besar IPB Prof Sutardi.
Menurut Daty, mengajarkan piano kepada berbagai kalangan mulai dari remaja, anak usia dini, lansia hingga autis tidaklah sulit, hanya perlu menjadi pendengar yang baik, tulus, dan mengenalkan piano dengan menumbuhkan kesukaan pada masing-masing muridnya.
“Saya memulainya dengan menampilkan permainan piano di depan mereka. Dengan demikian, jika mereka menyukainya maka tumbuh keinginan untuk menekuninya,” kata Daty yang sudah menjadi pelatih piano selama 19 tahun.
Penulis buku dan pemerhati budaya Bogor, Dewi Pandji mengungkapkan, koser bertajuk “Symponi Bianglala” merupakan yang kedua kali digelarnya dalam rangka melestarikan seni dan budaya.
“Selain melestarikan seni dan budaya, di sini yang tampil dari berbagai usia dan kalangan, pesannya adalah usia maupun keterbatasan kemampuan tidak menghalangi kita untuk berkreativitas selama wadahnya tersedia,” kata Dewi.

Artikel ini ditulis oleh:

Usai Dilantik PDIP Tentukan Nasib Puan

Jakarta, Aktual.co — Setelah ditunjuk sebagai Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani belum memberikan kepastian apakah dirinya akan melepas jabatannya sebagai Ketua DPP PDIP.
“Kita lihat nanti,” kata Puan di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (27/10).
Dia mengaku setelah pelantikan akan ada rapat internal PDIP untuk membahas AD/ART. Rapat salah satunya akan membahas posisinya di PDIP.
“Nanti sesudah ini ada rapat internal PDIP untuk membahas AD/ART. Soal mekanisme posisi saya yang pasti saya akan siap menjalankan amanah untuk membantu pemerintahan bersama presiden dan wapres,” kata Puan.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi mensyaratkan menterinya melepas jabatannya sebagai petinggi partai.

Artikel ini ditulis oleh:

Politisi Demokrat Nilai Kabinet Jokowi-JK Kurang Ideal

Jakarta, Aktual.co — Sekretaris DPP Partai Demokrat Farhan Effendy mengatakan, susunan Kabinet Kerja Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), dinilai kurang ideal. Menurutnya, formasi menteri yang ditunjuk Jokowi tidak mengakomodir seruan dan tuntutan publik, sehingga adakah jaminan tidak terjadi kegaduhan.
“Dengan keadaan semacam ini, apakah kabinet akan diyakini bekerja efektif dan pemerintahan bisa berjalan tenang tanpa gaduh? Terus terang kami sangsi,” nilai ungkap Farhan dalam layanan pesan singkat, Jakarta, Senin (27/10).
Farhan menilai, sejak hiruk pikuk politik di parlemen mengemuka, Jokowi nampak panik sehingga mengubah haluan skenario kabinet ramping dan janji tidak ada jatah kuris menteri asal partai politik.
“Gertakan parlemenlah yang kami kira membuat ciut nyali Jokowi. Begitu pula mungkin desakan ketua umum PDI Perjuangan sebagai pengusung utama, sehingga nama bermasalah masih masuk (kabinet),” kata Farhan.
Meski demikian, satu hal yang masih diharapkan, apakah ada di antara menteri-menteri Jokowi-JK yang punya keberanian membuat terobosan dan mengambil resiko demi kepentingan rakyat?
“Mari kita tuggu aksi mereka dengan tetap memberi dukungan dan masukan yang konstruktif,” imbau Farhan.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain