24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42366

Polres Jaktim Bekuk Pengedar Sabu di Cipinang

Jakarta, Aktual.co —Polres Jakarta Timur menangkap seorang tersangka pengedar narkoba berinisial ‘G’ (22) yang dibekuk dengan barang bukti sabu seberat 907,52 gram, hari Minggu (19/10) lalu.
Sabu itu disembunyikan oleh tersangka di dalam counter pulsa Dhiera Cell di Jalan Cipinang Latihan RT12/RW13 Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
“Tersangka G sedang menunggu untuk transaksi kepada ‘I’ yakni seorang sipir Lembaga Permasyarakatan di Jakarta Timur. Dan kini sudah kita amankan untuk dimintai keterangannya,” kata Kasatres Narkoba Jakarta Timur, HKBP Afrizal, di Jakarta, Kamis (23/10).
Lanjut Afrizal, tersangka G mendapat suruhan dari seseorang berinisial Y untuk mengambil sabu di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat seberat tiga kilogram sabu.
“Selanjutnya sabu yang dibawa oleh G diserahkan kepada ‘H’ sebanyak dua kilogram. Lalu tersangka pulang ke apartemennya di Grogol Jakarta Barat dan memecah satu kilogram sabu menjadi 11 paket,” ujarnya.
Tersangka G mendapat upah 10 juta rupiah dari tersangka Y yang masih buron untuk tiap pengiriman.
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya terangka akan dijerat paling singkat 6 tahun atau paling lama 20 tahun penjara.

Artikel ini ditulis oleh:

Dua Staf Konjen Inggris Datangi Polda Bali

Denpasar, Aktual.co — Robert Kevin Eliz (60) warga negara asing yang tewas dengan leher tergorok ternyata memiliki dua paspor yakni Inggris dan Australia. Sontak saja, dua Konsulat Jenderal Inggris dan Australia langsung mendatangi Polda Bali untuk memastikan kewarganegaraan Kevin.
“Korban memiliki dua paspor Inggris dan Australia,” jelas Kasatreskrim Polres Badung Ajun Komisaris Wisnu Wardana, Kamis (23/10).
Hal itu diketahui setelah istri korban menyerahkan paspor asal Australia. Sebelumnya, polisi menemukan paspor atas nama korban asal Inggris. Sementara itu, korban sendiri masuk ke Bali menggunakan paspor Australia.
“Paspor kami dapat dari istrinya, setelah dia menyatakan suaminya warga Australia. Dia lalu menyerahkan paspor Australia milik suaminya,” imbuh alumnus Akpol 2004 itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengurus Cabor Pertanyakan Konsep Revolusi Mental Jokowi di Olahraga

Jakarta, Aktual.co — Sebuah negara bisa dikatakan sebagai negara besar dapat dilihat dari tiga indikator. Ketiga indikator tersebut ialah kesejahteraan ekonomi yang merata, sistem pertahanan dan keamana (alusista) yang mumpuni, serta prestasi olahraga yang baik.

Jika melihat Indonesia, terutama dari aspek olahraga, tentunya tanah air kita ini belum bisa dikatakan sebagai negara besar. Pasalnya, apabila kita melihat ‘political will’ dari pemerintah, dapat disimpulkan bahwa olahraga tidak menjadi aspek yang diperhatikan.

Satu contoh yang nyata terjadi di Indonesia adalah besaran anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk urusan olahraga. Untuk pembinaan olahraga pamerintah pusat hanya menganggarkan sebesar 0,02 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Lain hal negara-negara Asia lainnya. Sebut saja Malaysia, Tiongkok, bahkah Singapura. Mereka paling tidak mengalokasikan dana untuk olahraga sebesar tiga persen dari APBN mereka.

Menurut Sekretaris Jenderak Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PB PORAEROSI), Ganjar Razuni, satu kelemahan yang tidak dimiliki oleh pemerintah Indonesia demi kemajuan olahraga adalah semangat untuk berolahraga itu sendiri.

“Kalau hanya sekedar menjalankan, ya seperti sekarang jadinya. Tidak ada kemajuan. Pemerintah harus lebih memperhatikan baik infrastruktur pembinaan maupun prestasinya,” tegas Ganjar kepada Aktual.co di Jakarta, Kamis (23/10).

Aspek pemuda dan olahraga seharusnya juga menjadi konsep berpikir ‘Revolusi Mental’ yang diusung oleh Presiden Joko Widodo. Salah satu bidang yang bisa mengimplementasikan gagagasn tersebut ialah aspek pemuda dan berolahraga.

Jika ‘Revolusi Mental’ lewat pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar, tingkat pertama, menengah hingga universitas, akan menjadi subjek utama. Melihat tingkatan unversitas, pastinya diisi oleh para pemuda-pemudi bangsa. Begitu juga dengan olahraga, para atlet-atlet yang berjuang mengharumkan nama besar bangsa, secara garis besar diisi juga oleh pemuda-pemudi bangsa ini.

Bagaimana bisa jika aspek pemuda dan olahraga tidak dipikirkan untuk menjadi suatu bagian penting dari ‘Revolusi Mental’ bapak Presiden kita yang baru.

“Mulai dari sistem manajemen, sarana pra-saran, sistem anggaran, regulasi-regulasi, sistem latihan sampai kepada hubungan internasional, harus dipikirkan dan diolah oleh menteri baru nantinya,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

KSPI Tuntut UMP DKI Naik 22,9 Persen, Bukan 30 Persen

Jakarta, Aktual.co —Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meluruskan kabar yang menyebutkan bahwa mereka menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI tahun 2015 sebesar 30 persen.
Kata dia tuntutan itu saat ini sudah direvisi.
Hasilnya, tuntutan kompromi buruh untuk kenaikan UMP DKI 2015 diturunkan dari 30 persen menjadi 22,9 persen, berdasarkan hasil survei di Pasar Blok A. 
“Sehingga UMP yang kami tuntut adalah sebesar Rp3 juta,” ujar Said, dalam siaran pers yang diterima Kamis (23/10).
Dalam revisi itu, kata Said, menganulir nilai aneh item air yang hanya ditetapkan sebesar Rp9 ribuan/bulan dan rekreasi Rp 1.916/bulan. Serta nilai daging, kacang –kacangan, dan biaya transportasi yang sangat rendah sekali.
“Sehingga menjadi tidak masuk akal nilai Kelayakan Hidup Layak (KHL) 2015 yang dihasilkan melalui survei BPS yang didapati sebesar Rp 2,3 Juta. Angka ini lebih kecil dari UMP DKI 2014 sebesar Rp 2,44 juta. Padahal apa mungkin di DKI terjadi deflasi?” ujarnya.
Kata dia, tuntutan itu sudah disampaikan ke Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), para Wakil Ketua DPRD, para pimpinan fraksi di DPRD, Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI, dan dewan pengupahan DKI.
Ditegaskan Said, para buruh yang menerima UMP tidak termasuk penerima Kartu Jakarta Sehat (KJS) apalagi Kartu Jakarta Pintar (KJP). 
“Karena mereka berstatus lajang, jadi program KJS dan KJP tidak berpengaruh terhadap nilai UMP.”
Disampaikannya, kalau aksi selama tiga hari terakhir yang digelar di Balaikota DKI bukanlah yang terakhir. 
Bila tuntutannya tak juga dipenuhi, ditegaskan Said mereka akan menggelar aksi lanjutan yang lebih besar.
Aksi ini diikuti oleh gabungan dari 14 serikat buruh antara lain KSPI,LEM KSPSI,SPN,FSPMI,FSP KEP,ASPEK Indonesia,FSP Farkes Reformasi,FSP PPMI,PGRI (Guru honor),FSP Pariwisata Reformasi,SP ISI/Industri Semen,FBLP,KSPSI RTMM, KSPSI TSK dan  Front Buruh Pulogadung.

Artikel ini ditulis oleh:

LSP: Sri Adiningsih Bagian Mafia Barkeley!

Jakarta, Aktual.co — Belakangan santer beredar kabar bahwa ujung-ujungnya, jika nama-nama ekonom keturunan Mafia Barkeley seperti Sri Mulyani, Darmin Nasution, Chatib Basri, dan Kuntoro Mangkusubroto batal menjadi menteri koordinator perekonomian oleh Jokowi, maka yang dimunculkan adalah Sri Adiningsih. 
Sri adalah ekonom asal UGM yang juga teman sekolah Jokowi di Solo dahulu. Tentang ekonom yang tampaknya bersahaja ini, peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Gede Sandra punya catatan.
“Pak Jokowi harus berhati-hati terhadap Sri Adiningsih, karena meskipun ia berasal dari UGM yang terkenal sebagai kampus kerakyatan, haluan pikir ibu ini ternyata sangat neoliberal juga seperti layaknya ekonom Mafia Barkeley lain. Dalam banyak kesempatan di berbagai seminar juga kita sendiri dengar bahwa Sri Adiningsih tanpa malu-malu memuja pasar bebas,” kata Gede.
Sejarah mencatat bahwa pada saat proses amandemen UUD 1945 di BP MPR tahun 2001, Sri Adiningsih masuk barisan ekonom yang mendukung dilakukannya amandemen terhadap Pasal 33 UUD 1945 bersama empat ekonom lainnya yaitu Sri Mulyani, Syahrir, Didik Rachbini, dan Bambang Sudibyo. 
Sedangkan dua ekonom senior, yaitu Prof Mubyarto dan Dawam Rahardjo tegas menolak. Bahkan saat itu Prof Mubyarto dikabarkan sampai melakukan aksi walkout.
“Saat itu Sri Adiningsih dan para ekonom neoliberal berhasil memasukkan ayat (4) Pasal 33 UUD 1945 yang mencantumkan tentang asas efisiensi yang bernuansa liberalisme. Keberadaan ayat ini lah menegasikan ayat-ayat sebelumnya yang bernuansa kerakyatan di Pasal 33,” imbuhnya.

Gede berharap kedekatan Jokowi secara almamater dengan Sri Adiningsih tidak membutakannya dari fakta bahwa Sri adalah ekonom neoliberal yang membahayakan implementasi Trisakti.

Menpora Malaysia Tunggu Hasil Uji Sampel B

Jakarta, Aktual.co — Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin Abu Bakar mengatakan, nama atlet yang terlibat penggunaan obat terlarang baru akan diumumkan setelah hasil tes urine dikeluarkan oleh Agensi Anti-Doping Dunia (WADA).

“Kita masih menunggu keputusan uji sampel B, namun hanya melibatkan satu kasus saja,” kata Khairy seperti dikutip media lokal di Kuala Lumpur, Kamis (23/10).

Berdasar peraturan bulu tangkis internasional, mereka tidak akan mengumumkan nama atlet tersebut hingga keputusan ujian sampel B selesai.

Namun beberapa media menyebutkan ikon olahraga Malaysia yang diduga terlibat skandal tersebut adalah pebulutangkis nasional, Lee Chong Wei. Ia disebut telah gagal dalam uji doping dalam sebuah turnamen internasional di Kopenhagen pada Agustus.

Seorang sumber seperti dikutip Berita Harian mengatakan, pebulutangkis tersebut harus bersiap kena skors karena peluang untuk dirinya terlepas sangat tipis.

Menurut dia, meskipun atlet itu berhak meminta ujian sampel B, namun 99 persen keputusan akan menyamai sampel A, karena ujian dilakukan berdasarkan air seni yang sama.

“Berdasar prosedur, air kencing yang diambil akan dibagi dua yaitu 60 ml untuk botol A dan 30 ml untuk botol B. Jadi dalam hal ini sukar untuk sampel B atlet tersebut menjadi negatif,” katanya.

Sebelumnya mantan pemain beregu Malaysia Razif Sidek mengungkapkan bahwa ia sejak lama sudah tahu soal penggunaan obat yang disebutnya obat suntik dari Tiongkok itu, namun ia percaya ini bukan satu perbuatan yang disengaja.

Namun seorang mantan petinggi Persatuan Badminton Malaysia (BAM) mengaku belum pernah mendengar isu bahwa pebulutangkis nasional yang gagal uji doping itu telah menggunakan obat terlarang tersebut sejak beberapa tahun lalu.

“Saya tidak tahu apakah pernyataan Razif itu benar atau tidak. Saya belum pernah dengar mengenai perkara ini. Kalau sudah lama terjadi, kenapa dia tidak mengungkapkan sejak dulu, sekarang semua orang berspekulasi,” kata bekas Ketua Prestasi Tinggi BAM Datuk James Selvaraj.

Selvaraj menolak berkomentar mengenai siapa atlet yang terlibat skandal tersebut dan mengatakan bahwa belum ada pengesahan mengenai hal tersebut.

Dalam perkembangan lain, mantan pebulutangkis nasional Datuk Seri Jalani Sidek mengatakan ia termasuk salah seorang yang paling sedih jika spekulasi keterlibatan Lee Chong Wei tersebut terbukti.

“Sebagai bekas pemain, memang saya sedih sekiranya Chong Wei adalah atlet tersebut karena ia merupakan hal paling menyedihkan buat cabang olahraga badminton, mengingat status dia sebagai ikon negara selain sumbangan yang diberikan kepada Malaysia,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain