25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42467

Datang Ke Bandung, Polisi Kawal Bonek

Bandung, Aktual.co — Pihak Polrestabes Bandung mengawal ratusan Bonek (Bondo Nekat) yang merupakan sapaan pendukung Persebaya Surabaya yang baru tiba di Kota Bandung.

“Kita lakukan pengawalan dan menyediakan tempat untuk para pendukung Persebaya saat berada di Kota Bandung,” kata Kabag Ops Polrestabes Bandung, AKBP Dhafi saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Selasa (21/10).

Dijelaskannya, rencananya siang ini ratusan lainnya akan tiba menggunakan empat bus dan juga kereta api. “Total diperkirakan mencapai ribuan,” ucapnya.

Kedatangan Bonek ini dikarenakan akan terjadi duel sengit di babak delapan besar Indonesia Super League (ISL) 2014, antara tuan rumah Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (22/10) nanti.

Disinggung tempat singgah Bonek sendiri, pihaknya telah menyiapkan Stasiun Kiaracondong dan Gor Lodaya.

“Kita akan melakukan pengawalan dan penyuluh agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Soal Permasalahan KONI-KOI, Wartawan Senior: Jokowi Harus Lakukan Reformasi

Jakarta, Aktual.co — Persoalan dalam induk olahraga nasional, seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), kerap sering terjadi. Dan hal itu sangat mengganggu pembinaan para atlet, sehingga sulit untuk berprestasi.

Dikatakan wartawan senior, Budiarto Sambazy, pemerintahan baru (Joko Widodo-Jusuf Kalla), diharapkan bisa memberikan dampak perubahan signifikan bagi olahraga di Tanah Air, asalkan pemerintah berani untuk mengambil langkah konkrit dan tegas.

“Pemerintahan Jokowi harus berani melakukan reformasi birokrasi olahraga Indonesia,” kata Budiarto ketika dihubungi Aktual.co, Selasa (21/10).

Selain itu, untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia, pemerintah yang baru harus memberikan dana bagi tersedianya sarana untuk melakukan latihan sehari-hari bagi atlet.

“Infrastruktur, termasuk di dalamnya sarana dan prasarana untuk perbaikan kualitas atlet,” kata Budiarto.

Seperti diketahui, kondisi KOI, KONI Pusat fungsinya menjadi bias dan tumpang tindih, sehingga berpengaruh pada performa atlet yang belakangan prestasinya cenderung menurun.

Artikel ini ditulis oleh:

Basrief Tak Minat Jadi Jaksa Agung Lagi

Jakarta, Aktual.co — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memang belum mengumumkan jajaran kabinetnya termasuk untuk mengisi pos Jaksa Agung, Basrief Arief yang akan memasuki masa pensiun. Ia pun memastikan, bahwa Jokowi akan memilih sosok baru untuk menjadi orang nomor satu di korps Adhyaksa. 
“Dalam waktu dekat Pak Presiden sudah bisa umumkan Jaksa Agung yang baru, yang pasti bukan Basrief lagi,”selorohnya saat acara ‘Perpisahan Basrief Arief sebagai Jaksa Agung’ di Kejagung, Jakarta, Selasa (21/10).
Basrief mengatakan, dirinya akan pensiun mengingat usianya yang hampir menginjak 68 tahun. Dia berharap Kejaksaan akan dipimpin oleh sosok yang lebih muda.
“Saya 2010 ditunjuk pak SBY sebagai Jaksa Agung, sebelumnya saya pensiunan Wakil Jaksa Agung. November 2010 sampai Oktober 2014 berarti saya 4 tahun kurang 1 bulan (menjabat Jaksa Agung),” sebutnya.
Namun, saat disinggung apakah dirinya bersedia jika dipilih sebagai Jaksa Agung kembali. Dia menjawab masih banyak juniornya yang lebih muda.
“Usai saya hampir 68 tahun kondisi juga semakin menurun, masih ada junior saya yang masih muda dan lebih energik,” katanya.
Meski telah berakhir masa jabatannya seiring dengan bergantinya Presiden kemarin, Basrief mengaku tak akan merefleksi apa saja hal-hal yang sudah dilakukannya selama selebih 4 tahun menjabat sebagai Jaksa Agung.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Tebang Pilih, Dishub Bingung Tertibkan Parkir Liar

Surabaya, Aktual.co — Dianggap parkir liar, Dishub Kota Surabaya, menggembosi ban sepeda yang parkir di pedestrian depan warnet Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.
Memang, beberapa ruko atau pun toko di kawasan tersebut tidak tersedia lahan parkir. Akibatnya, beberapa tamu atau pembeli yang membawa motor terpaksa parkir di pedestrian.
Dari sekian motor, ternyata beberapa motor yang digembosi adalah milik beberapa wartawan.
Wartawan yang sepeda motornya digembosi pun mempersilahkan petugas dishub untuk melakukan tindakan tersebut sebagai sanksi. Namun, dengan catatan Dishub harus melakukan hal serupa di tempat lain.
Merasa digertak, anggota Dishub yang dikawal anggota POM AL justru menerima tantangan. Kontan, belasan wartawan yang ada di lokasi langsung memaksa Dishub untuk melakukan penertiban di beberapa jalan protokol Surabaya setelah menggembosi ban kendaraan milik wartawan.
Sayang, anggota Dishub mulai kebingungan tempat mana yang harus dilakukan penertiban mengingat banyak tempat-tempat yang dijadikan parkir liar. Bahkan beberapa mobil yang parkir di kawasan tersebut juga tidak digembosi.
“Kenapa harus di jalan ini saja. Banyak kok tempat lain yang tersedia parkir liar. Tinggal bapak-bapak dishub berani nggak. Kalau berani, sekalian kita ambil liputannya,” ujar Joko, salah satu wartawan televisi, Selasa (21/10).
Merasa terus digertak dan disindir berulang kali,  anggota Dishub akhirnya memilih melakukan penertiban sementara di kawasan Jalan Urip Sumoharjo yang terbilang banyak parkir liar. Itupun, saat melakukan penertiban juga kebingungan terkesan ya atau tidak untuk melakukan penertiban.
Kasie Penertiban Dishub Surabaya, Trio Wibowo, mengatakan bahwa penertiban ini sebagai upaya fungsi pengembalian trotoar sesuai dengan aturan. Saat ditanya kenapa terkesan tebang pilih saat melakukan penertiban mengingat masih banyak parkir liar,  Trio hanya mengatakan bahwa beberapa yang tidak ditertibkan termasuk bukan wilayahnya.
“Kita kan dibagi  lima grup, jadi razianya terpencar,” Ujarnya.
Sementara Alham, salah satu tukang parkir di kawasan Urip Sumoharjo, mengaku bahwa setiap hari dia harus membayar kepada Rp 14 ribu kepada petugas Dishub yang datang ke lokasi. Sehingga, meski ada parkir di sekitar pedestrian, dia tidak pernah diusik.

Artikel ini ditulis oleh:

Jokowi Harus Pilih Menteri ‘Bersih’ dan Anti Asing

Jakarta, Aktual.co — Jelang pengumuman menteri kabinet Jokowi-JK, masyarakat masih harap-harap cemas. Hal itu lantaran jika pemerintahan Jokowi-JK nanti akan diisi oleh orang yang berideologi neoliberalisme atau orang yang senang menyerahkan segala sesuatunya kepada kehendak pasar. ‎
Pengamat Politik dari PolcoMM Institut Heri Budianto mengingatkan jika Presiden Joko Widodo harus cermat dan bijak dalam memilih menteri.
“Kita sepakat musuh bersama kita neoliberal, terkait kabinet, janganlah pak Jokowi memasang orang-orang yang beraroma liberal, itu harus tegas,” kata Heri dalam acara diskusi PolcoMM Institut, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (21/10).
Menurut dia, bila Jokowi tetap konsisten untuk menjadikan kabinetnya berlandaskan pada Trisakti Bung Karno. Maka, Presiden Jokowi harus selektif dalam memilih pembantunya.
“Saya kira orang yang aromanya neolib jangan masuk kabinet,” kata dia.
Sebelumnya sempat diberitakan, sejumlah nama yang akan duduk dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK satu persatu muncul, dari nama Seperti, nama Sri Mulyani Indrawati, Kuntoro Mangkusubroto, Darmin Nasution, maupun Triharyo ‘Hengki’ Soesilo, yang dinilai bermasalah.
Salah satunya, pada tahun 2010 sampai 2012, Hengki yang mengemban amanah sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero). Saat menjabat sebagai Komisaris Pertamina, Hengki pernah tersandung kasus penyimpangan proyek Pertamina LOBP oleh PT Rekayasa Industri (Rekind). Proyek LOBP merupakan sebuah proyek yang mengerjakan modernisasi pabrik pencampur pelumas yang ada di daerah Gresik, Jawa Timur.
Proyek tersebut bermasalah lantaran tidak sesuai dengan rencana awal dokumen memorandum. Semula proyek ini ditargetkan berkapasitas 65 ribu kiloliter/tahun/shift, namun proyek tersebut hanya mampu mencapai kapasitas 58 persen dari target atau sekitar 38 ribu kiloliter/tahun/shift. Akibatnya, Pertamina mengalami kelebihan membayar sebesar Rp 922,52 juta dan USD 242.2 ribu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Sadis, Bocah 3,6 Tahun Disayat Nadinya Hingga Tewas

Jakarta, Aktual.co —Seorang bocah malang laki-laki berusia 3 tahun 6 bulan ditemukan tewas ditemukan tewas dengan luka di urat nadi tersayat, Selasa (21/10) sekitar pukul 00.30 WIB.
Pembantu rumah tangga yang baru bekerja selama sepuluh hari diduga menjadi pelakunya.
Peristiwa terjadi di Jalan Bintara VI, Gang Sawo RT 03/RW 06, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Terjadi penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Korban diketahui bernama Jason, bocah laki-laki berumur 3 tahun 6 bulan dari pasangan Janter Pinter Simanjuntak dan Elvin Sianipar,” ujar Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo, Selasa (21/10).
Dituturkan Siswo, peristiwa tewasnya Jason diketahui saat ibu korban baru pulang sekitar 00.30 WIB dan mendapati anaknya sudah tidak berdaya.
Jason ditemukan ibunya dengan posisi kepala ditutup bantal dan tangan kiri di bagian nadi tersayat. Saat ini kasus tersebut ditangani Polresta Bekasi.
“Korban sempat dilarikan ke RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur,” ujarnya.
Hingga kini keberadaan dan identitas si pembantu yang bekerja di rumah Janter belum diketahui.
Kata Siswo, orangtua korban tidak mengetahui asal-usul pembantu. Karena pembantu ini didapat dari mertua atau ayah mereka yang tinggal di Pondok Tanah Mas, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 
Peristiwa ini pun ikut menuai komentar dari Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Samsul Ridwan. Menurutnya kasus penganiayaan ini termasuk pembunuhan yang sadis.
“Kejadian tersebut jelas-jelas merupakan kejahatan pada anak yang sangat sadis,” kata Samsul di Jakarta, Selasa (21/10). 
Ia dengan tegas meminta aparat terkait untuk segera mencari dan menindak pelaku. “Pelaku harus segera ditemukan, diproses dan dituntut ancaman hukuman seberat-beratnya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain