31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 790

Bareskrim Polri Berhasil Gagalkan Perederan Sabu dan Heroin di Riau

Ilustrasi - Seorang tersangka bersama barang bukti sabu-sabu saat rilis pengungkapan peredaran narkotika di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (24/6/2024). ANTARA FOTO/Andry Denisah/YU.

Jakarta, Aktual.com – Perang melawan narkotika terus digalakan oleh Mabes Polri. Kali ini, Bareskrim Polri berhasil mengagalkan peredaran narkoba jenis sabu dan heroin.

Perederan narkotika tersebut berhasil digagalkan di sekitar Hotel Ratu Mayang Garden di Jalan Jend Sudirman, Pekanbaru, Riau. Dari pengukapan tersebut, Bareskrim mengamankan satu pelaku bernama Yohanes dan menyita barang bukti.

“Menyita barang bukti narkoba jenis sabu sebanyak 2 kilogram dan heroin sekitar 1,8 kilogram,” kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol. Eko Hadi dtiulis Senin (19/5).

Dikatakan Eko bahwa terungkapnya perederan narkotika tersebut berawal dari laporan masyarakat perihal akan adanya transaksi narkoba di kawasan Hotel Ratu Mayang Garden, Pekanbaru. Pada saat itulah tim langsung ke lokasi.

“Tim mengamankan 1 orang laki-laki dengan membawa 1 buah tas ransel warna abu-abu,” ujarnya.

Saat dilakukan penggeledahan, dua bungkus sabu teh berwarna Hijau bertuliskan Guanyinwang disita dan 4 bungkus plastik bening berisi serbuk kristal warna putih diduga heroin.

Soal Ijazah Palsu Jokowi, Pengamat: Manuver Politik Terstruktur

Jakarta, Aktual,com – Tudingan ijazah palsu yang dimiliki oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo, mencerminkan manuver politik terstruktur yang berpotensi merusak fondasi demokrasi.

Pengamat hukum dan politik Pieter C Zulkifli mengatakan bahwa tuduhan semacam itu, telah berkali-kali terbantahkan oleh lembaga resmi negara, namun narasi itu terus dihidupkan dan terus didorong oleh agenda politik yang lebih bersifat pribadi.

“Jika negara terus abai, maka kita menyaksikan pembiaran terhadap degradasi hukum dan politik secara perlahan namun pasti,” katanya, Senin (19/5).

Dikatakan Pieter bahwa tudingan terkait ijazah palsu Jokowi bukan sekadar kegaduhan biasa, bahkan cenderung tindakan tersebut sebagai bentuk manipulasi demokrasi yang mengarah pada delegitimasi institusi negara.

Dia menekankan demokrasi tidak boleh dikorbankan demi panggung para pemburu sensasi. Kegaduhan yang kembali dimunculkan oleh sebagian kalangan terkait isu dugaan ijazah palsu Jokowi, sambung dia, tidak dapat lagi dilihat sebagai bagian dari kritik yang sehat.

“Kita diingatkan oleh Nelson Mandela, penjahat itu tidak pernah membangun negara. Mereka hanya memperkaya diri sendiri sambil merusak negara,” katanya.

Dia menilai isu itu adalah pola lama politik yang merusak kepercayaan publik terhadap institusi negara. Dia menduga bahwa motif utama penyebar isu ijazah palsu tersebut bukanlah kontrol sosial, melainkan komodifikasi isu untuk kepentingan politik pribadi.

Dia menekankan bahwa demokrasi tidak berarti bebas tanpa batas, karena setiap kebebasan mengandung tanggung jawab. Di sisi lain, negara memiliki mandat konstitusional untuk menjamin bahwa ruang publik tidak menjadi sarang hoaks.

“Jika tuduhan tak berdasar terus-menerus dipelihara, maka bukan hanya seorang Presiden yang diserang, tetapi keutuhan demokrasi itu sendiri yang terancam,” paparnya.

Kepercayaan publik, menurut dia, adalah pilar dalam sistem demokrasi. Tanpa kepercayaan, negara akan mengalami keretakan dalam jangka panjang yang diakibatkan bukan oleh senjata, melainkan oleh narasi kebohongan yang dipelihara secara sistematis.

“Dan ketika kepercayaan itu runtuh, yang menyusul adalah instabilitas sosial dan politik yang jauh lebih sulit dipulihkan,” kata dia.

Soroti Keberkahan Bali di Kuliah Umum Universitas Udayana, Ibas: Bali Simbol Energi dan Inspirasi Bangsa

Edhie Baskoro Ketua FPD DPR RI dalam kuliah umum bertajuk “Dari Alam ke Dunia: Keberkahan Bali untuk Masa Depan Bangsa” di Universitas Udayana, Bali, Sabtu (17/5/2025). Aktual/DOK MPR RI

Denpasar- aktual.com – Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menyampaikan bahwa Bali adalah beranda Indonesia. Tanah yang dihormati, laut yang dimuliakan, dan budaya yang dijaga. Bali bukan hanya destinasi besar semata, tapi harapan, identitas, energi dan inspirasi yang harus terus tumbuh, berkembang, dan semakin siap mendunia, berkibar di mancanegara.

Hal tersebut disampaikan Edhie Baskoro Ketua FPD DPR RI dalam kuliah umum bertajuk “Dari Alam ke Dunia: Keberkahan Bali untuk Masa Depan Bangsa” di Universitas Udayana, Bali, Sabtu (17/5/2025).

“izinkan saya membuka silaturahmi hari ini dengan satu pertanyaan: apakah kita masih mampu melihat alam sebagai guru, dan bangsa sebagai anak-anaknya?” Ibas mengawali kuliahnya dengan pertanyaan reflektif.

“Ya.. Saya katakan Bali adalah berkah, the island of God, beautiful Bali, wonderful Indonesia. Alamnya, budayanya, manusianya, bukan hanya sekedar cantik mempesona tapi juga ramah, edukatif, dan bermanfaat,” ungkapnya lebih lanjut.

Dr. Edhie Baskoro Yudhoyono Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini kemudian menyampaikan bahwa Bali adalah beranda Indonesia, tanah yang dimuliakan dan dijaga. Ia mengajak civitas akademika untuk kembali merenungi nilai-nilai luhur yang berasal dari alam, budaya, dan kehidupan masyarakat lokal.

“Orang bijak Jawa bilang ‘urip iku urup’; hidup haruslah menyala, seperti cahaya, bukan untuk membakar tapi untuk menerangi, kehidupan dan kemajuan zaman. Sementara orang Bali berkata ‘tri hita karana’”.

“Maka dari sinilah, kita buka cakrawala bersama. Bali adalah beranda Indonesia. Kita bersyukur, dari tanah yang dihormati, dari laut yang dimuliakan, dari budaya yang dijaga,” lanjutnya.

Dari berbagai kekayaan dan potensi tersebut, Ibas yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin pun kemudian menegaskan bagaimana Bali menjadi sebuah harapan, identitas, energi, dan inspirasi.

“Bisa kita katakan terbitlah harapan untuk Indonesia. Bali bukan hanya destinasi besar semata, tapi identitas, energi dan inspirasi,” tegasnya dengan penuh optimisme.

Oleh karena itu, Ibas yang juga merupakan lulusan S3 IPB University ini mengajak untuk seluruh pihak bersama-sama merawat dan mengembangkan Bali lebih baik lagi.

“Dunia merasakan Indonesia melalui Bali. Kita merasa lebih terhormat karena Bali. Merah putih terus berkibar di mancanegara. Untuk itu kita patut bersyukur, terus kita rawat dan kembangkan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Setuju ya?” yang langsung dihadiahi jawaban “Setuju” oleh seluruh peserta.

Lebih lanjut, di balik semua keberkahan ini, Ibas mengajak seluruh pihak untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri serta terus menggali berbagai peluang.

“Di balik semua keberkahan kita harus tetap waspada dan mempersiapkan diri bahwa masih ada tantangan tapi juga pasti ada peluang yang lain, dalam bingkai empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.”

“Bukan alam yang perlu diselamatkan dari manusia, tapi manusialah yang perlu belajar kembali kepada alam. Kita sepakat, Indonesia tengah bersiap menuju puncak bonus demografi, kita punya peluang emas, tapi peluang bukan jaminan, generasi emas tidak dilahirkan, mereka dipersiapkan secara terpadu.”

“Dari Bali lahir inspirasi dunia. Dari hati Udayana bergeraklah bangsa menuju cahaya!,” tutupnya.

Rektor Universitas Udayana, Prof. I Ketut Sudarsana, beserta para pimpinan akademik, mengapresiasi kehadiran dan pemaparan Ibas yang sarat dengan semangat dan visi besar untuk kemajuan Bali dan Indonesia “Kami Universitas Udayana sangat bersyukur mendapat kesempatan sebagai tuan rumah menerima Bapak Wakil ketua MPR RI pada hari ini, sekali lagi kami berterima kasih atas nama Universitas Udayana, universitas tertua di Bali.”

Acara ini dihadiri langsung oleh Prof. I Gede Mahardika, Ketua Senat Universitas Udayana; Prof. I Ketut Sudarsana, Rekotor Universitas Udayana; dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pariwisata, serta Fakultas Ilmu Budaya Universutas Udayana Bali.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Soal Barak Militer Untuk Anak, Komnas PA: Perlu Pendekatan Pembinaan

Jakarta, Aktual.com – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Banten mengapresiasi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam menangani anak bermasalah, namun menekankan pendekatan pembinaan tetap harus menjunjung prinsip perlindungan hak anak.

Menurut Ketua Komnas PA Banten Hendry Gunawan bahwa rencana Pemprov Banten membawa anak-anak bermasalah ke barak militer sebagai bentuk pembinaan, patut dikaji lebih mendalam agar tidak bersifat represif atau seragam.

“Pembinaan terhadap anak harus berlandaskan pendekatan perlindungan anak, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), yang menempatkan kepentingan terbaik bagi anak sebagai prinsip utama,” ujarnya, Senin (19/5).

Dikatakan Hendry bahwa pentingnya enam poin pertimbangan sebelum program dijalankan, antara lain penguatan peran lembaga pembinaan, asesmen psikologis yang komprehensif, penggunaan pendekatan berbasis budaya lokal Banten, serta pelibatan aktif anak sebagai subjek pembinaan.

“Anak-anak yang akan dibina harus terlebih dahulu melalui proses asesmen psikologis yang komprehensif. Hal ini penting agar pendekatan pembinaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individual anak, bukan disamaratakan,” katanya.

Komnas PA juga mendorong partisipasi keluarga dalam proses pembinaan melalui edukasi parenting. Menurutnya, lemahnya pola asuh keluarga kerap menjadi akar permasalahan.

“Pembinaan juga perlu diberikan kepada orang tua melalui program edukasi parenting, baik melalui Puspaga di bawah DP3AKKB maupun LK3 milik Dinas Sosial,” kata Hendry.

Aktivis 98 Gelar Sarasehan Lintas Generasi Dihadiri Sejumlah Tokoh Nasional Peringati Tahun Reformasi

Jakarta, aktual.com – Dalam rangka memperingati 27 tahun Reformasi 1998, para aktivis lintas generasi akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi dengan tema “Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi.” Kegiatan ini rencananya akan dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, seperti Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Puan Maharani, serta tokoh aktivis senior Hariman Siregar yang akan bertindak sebagai keynote speaker. Selain itu, juga dijadwalkan hadir sejumlah pembicara antara lain Rocky Gerung, Dr. Syahganda Nainggolan, Prof. Dr. Robertus Robet, Andi Rahmat, Feri Amsari, Habiburokhman, Melki Laka Lena, Masinton Pasaribu, Ester Indahyani, Salamuddin Daeng, dan Asfinawati.

Sarasehan ini digelar sebagai bentuk refleksi atas perjalanan Reformasi yang telah mengubah wajah Indonesia dari sistem otoriter menuju sistem demokrasi.

“Kami menilai sepanjang 27 tahun reformasi itu, Indonesia telah mencapai demokratisasi, terutama demokrasi politik. Indonesia menerapkan pemilihan langsung Presiden, Gubernur, Bupati, Wali Kota, Kepala Desa, DPR-RI, DPRD, dan DPD-RI. Kemerdekaan berserikat mendirikan partai politik hingga ormas dan serikat pekerja dijamin. Demikian juga kemerdekaan berpendapat dan kemerdekaan pers juga berjalan,” ujar Juru Bicara Fasilitator Sarasehan Peringatan Reformasi 1998, Gigih Guntoro, Senin (19/5).

Meskipun demikian, Gigih juga menyampaikan sejumlah catatan kritis atas kondisi demokrasi Indonesia saat ini.
“Kami memandang sepanjang 27 tahun reformasi itu, rakyat memang telah menikmati demokrasi politik, tentu dengan berbagai kritik terkait demokrasi politik yang dibajak oleh oligarki pemodal, demikian juga kritik terkait money politic dalam setiap pelaksanaan pemilihan umum, baik Pilpres, Pileg maupun Pilkada dan Pilkades,” katanya.

Ia menambahkan bahwa capaian demokrasi politik seharusnya bisa menjadi landasan bagi tercapainya demokrasi ekonomi.

“Kami memandang demokrasi politik yang telah dicapai tersebut menjadi modal dasar dalam melakukan akselerasi demokrasi ekonomi. Namun, ibarat lokomotif yang menarik gerbong sejarah, gerbong demokratisasi ekonomi masih tertinggal jauh,” ucapnya.

Gigih juga menyinggung dampak liberalisasi ekonomi yang muncul pasca Reformasi 1998, khususnya setelah pemerintah menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan IMF.

Menurutnya, “reformasi 1998 memang telah mengundang datangnya liberalisasi ekonomi yang ditandai dengan penandatanganan LOI antara pemerintah Indonesia dengan IMF. Masuknya IMF dengan LOI ketika itu menuai banyak kritik. Pendapat sejumlah pakar ekonomi politik menilai hal itu telah menjauhkan gerbong demokratisasi ekonomi dari lokomotif penggerak sejarah peradaban bangsa.”

Ia juga menyoroti kesenjangan antara akses politik dan akses ekonomi yang dinikmati rakyat.

“Sepanjang 27 tahun reformasi itu, rakyat memang diberi akses di bidang politik. Rakyat bebas memilih dan dipilih dengan kompetisi bebas. Namun, akses terhadap hajat hidup ekonomi dan kesejahteraan masih jauh dari harapan dan cita-cita kemerdekaan 1945. Memang terjadi situasi paradoksal, kita sangat kaya sumber daya alam, tapi rakyat kita tidak menikmatinya,” lanjutnya.

Sebagai penutup, Gigih menyampaikan maksud dari pelaksanaan sarasehan ini.

“Karena itu kami dari aktivis 1998 dari berbagai kelompok dan daerah akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi dengan tema ‘Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi’. Maksud dari tema sarasehan ini adalah untuk ‘mencari alur demokrasi ekonomi dari reformasi kita’,” katanya.

Gigih juga mengajak seluruh aktivis lintas generasi untuk hadir dan memberikan kontribusi pemikiran dalam acara tersebut.
“Kami mengundang dengan hormat kepada seluruh aktivis lintas generasi untuk urun pendapat dalam sarasehan yang rencananya dihadiri oleh Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Puan Maharani dan tokoh aktivis senior Hariman Siregar yang bertindak sebagai keynote speaker. Sejumlah pembicara dipastikan hadir Rocky Gerung, Dr. Syahganda Nainggolan, Prof. Dr. Robertus Robet, Andi Rahmat, Feri Amsari, Habiburokhman, Melki Laka Lena, Masinton Pasaribu, Ester Indahyani, Salamuddin Daeng, Asfinawati,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

DPR Ingatkan Jamaah Haji Agar Senantiasa Bawa Visa dan Kartu Nusuk

Ilustrasi - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah menunjukkan kartu Nusuk sebelum dibagikan ke jamaah calon haji Indonesia di Kantor Daker Makkah, Arab Saudi. ANTARA/SIGID KURNIAWAN

Jakarta, aktual.com – Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mengingatkan jamaah haji asal Indonesia agar senantiasa membawa visa dan Kartu Nusuk selama beraktivitas di Tanah Suci.

“Jamaah haji yang menggunakan visa haji resmi, jangan lupa juga untuk selalu menggunakan tanda pengenal untuk memudahkan identifikasi dan memudahkan juga saat dilakukan pemeriksaan haji oleh petugas haji,” kata Maman seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (19/5).

Hal tersebut dia sampaikan guna menanggapi pengetatan pemeriksaan selama musim Haji 2025 oleh Pemerintah Arab Saudi untuk mencegah masuknya jamaah haji ilegal. Pemeriksaan tersebut diketahui dilakukan secara berlapis, terutama di perbatasan menuju Makkah dan kawasan Masjidil Haram.

Berikutnya, Maman juga meminta para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) agar selalu mengingatkan jamaah menyiapkan dokumen, seperti visa haji dan Kartu Nusuk setiap keluar dari pemondokan.

“Pemerintah Arab Saudi tidak main-main dalam mencegah masuknya haji no-nprosedural. Di Arab Saudi, pemeriksaan berlapis-lapis. Saya juga meminta petugas haji selalu ingatkan jamaah untuk membawa kelengkapan identitas yang dibutuhkan karena adanya pemeriksaan ini,” kata dia.

Selain sebagai tanda pengenal, Kartu Nusuk juga menjadi syarat utama bagi jamaah untuk mengakses layanan dan area utama, seperti Kota Makkah dan Masjidil Haram. Meski saat ini masih ada toleransi penggunaan visa haji untuk akses, ke depan penggunaan kartu ini akan semakin ketat.

Pemerintah Indonesia bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pun telah menggelar rapat koordinasi terkait pelayanan bagi jamaah calon haji Indonesia, khususnya mengenai distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk yang belum seluruhnya diterima jamaah Indonesia.

Dari sekitar 90 ribu peserta calon haji Indonesia yang telah tiba di Arab Saudi melalui Madinah, sebelumnya telah dilaporkan bahwa sebanyak 35 ribu Kartu Nusuk jamaah masih belum aktif/didistribusikan.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain