Core: Pengangguran itu Bukan Sekedar Angka, Tapi Manusia

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ahmad Akbar Susanto mengungkapkan pencapaian penurunan pengangguran yang dilakukan pemerintah belum memuaskan. Pasalnya, apabila dilihat dari sekedar presentase saja memang ada perbaikan. Namun jumlah penggangguran absolut masih sangat besar, mencapai tujuh juta orang.

“Terlepas siapapun presidennya, kita harus konsen untuk mengatasi banyaknya jumlah orang menganggur di Indonesia yang mencapai 7 juta. Itupun masih tergolong pengangguran terbuka,” jelas Akbar Susanto.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ahmad Akbar Susanto (Foto: Dok Aktual)
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ahmad Akbar Susanto (Foto: Dok Aktual)

Berdasarkan keterangan dari BPS, Pengangguran terbuka, terdiri dari orang yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, orang yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, orang yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan orang yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

Menurut Akbar, definisi pengangguran terbuka tersebut masih terbilang longgar, bisa saja orang asal bekerja satu jam dalam seminggu dapat penghasilan atau tidak maka bukan lagi termasuk pengangguran terbuka. Dengan batasan yang longgar tersebut maka didapatkan pengangguran sekitar tujuh juta orang.

“Intinya jumlah pengangguran tetap besar. Belum lagi jumlah orang setengah menggangur, itu sekitar 10 juta orang, masih sangat besar. Orang setengah menganggur itu bisa terjadi karena terpaksa tidak ada pekerjaan lain, atau sebagian dari mereka merupakan pekerja paruh waktu,” tegasnya.

Pemerintah masih harus kerja keras dan harus punya perhatian yang serius, karena jumlah pengangguran masih sangat besar. Itupun kalau dibreakdwon lagi, kategori pekerja masih banyak yang berada di sektor informal. Sektor informal tersebut minim fasilitas dan upah yang layak. “Bisa saja pengamen itu dihitung menjadi pekerja,” candanya.

Berdasarkan data BPS, pada Agustus 2018 tingkat pekerja sektor informal mencapai 70,49 juta atau 56,84 persen. Sedangkan sektor formal hanya 53,52 perseb atau 43,16 persen. Intinya adalah siapapun presiden, Indonesia masih punya tingkat pengangguran yang tinggi. “Perubahan penurunan itu belum cukup, pengangguran masih besar dengan kriteria longgar, siapapaun presidennya harus serius mencipatakan lapangan pekerjaan,” katanya.

Terkait batasan atau parameter penggangguran yang digunakan, menurutnya itu sudah baku dan terdefinisi dengan lengkap. “Itu biar saja, justru itu kita tidak boleh terjebak dengan angka-angka seperti pengangguran sekian juta, pekerja sekian juta. Kita harus fokus, ini orang bukan sekedar angka. Mereka butuh pekerjaan. Apabila tidak punya pekerjaan berarti tidak punya pendapatan, karena tidak punya pendapatan maka mereka akan melakukan apapun untuk bertahan hidup,” pungkasnya.

[pdfjs-viewer url=”https%3A%2F%2Fwww.aktual.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2FPengangguran-Hanya-Sekedar-Angka_AktualCom-15-11-2018.pdf” viewer_width=100% viewer_height=1360px fullscreen=true download=true print=true]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka