Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane

Jakarta, aktual.com – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan kasus oknum polisi menembak polisi sebenarnya tidak perlu terjadi jika atasan mampu melakukan deteksi dini perilaku anak buahnya.

“Atasan harus memperhatikan perilaku anak buahnya, misalnya mendadak beringas, gampang emosi, tensi tinggi,” katanya, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (26/7), menanggapi insiden polisi tembak polisi yang kembali terjadi.

Neta mengingatkan jika atasan menemukan anggotanya yang perilakunya menunjukkan keanehan, seperti mudah emosi dan sebagainya harus merekomendasikan untuk psikotes ulang.

“Kemudian, dia jangan dikasih pegang senjata dulu. Kedua, jangan dikasih tugas yang berat, apalagi bersentuhan dengan masyarakat,” katanya.

Pemantauan perilaku anggota, kata dia, menjadi tugas atasan langsung dalam unit kerja terkecil dan secara berjenjang melaporkan kepada unit kerja yang lebih tinggi.

“Yang paling ‘concern’ kan yang setiap hari bertemu dengan anak buahnya. Atasan paling bawah, misalnya kepala regu. Kan ada itu,” katanya.

Namun, diakui Neta, mekanisme itu yang seringkali diabaikan oleh jajaran kepolisian sampai akhirnya terjadi kasus penembakan oleh polisi semacam ini berulang lagi.

Dari catatan IPW, kasus polisi tembak polisi terakhir terjadi pada Oktober 2017 ketika anggota Brimob menembak temannya sesama anggota di lokasi tambang minyak rakyat di Blora, Jawa Tengah.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Saputra Hasibuan mengakui kondisi kejiwaan setiap personel polisi sulit dideteksi setiap saat meski sudah ada mekanisme pemberian senjata api.

“Dalam hal ini perlu para pimpinan satuan kerja, baik itu kapolsek, kapolres meneliti perilaku setiap anggotanya yang aneh-aneh,” kata Edi.

Sebelumnya,

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan kasus penembakan antarpolisi di Polsek Cimanggis, Kota Depok diduga karena kesalahpahaman.

“Kasus ini terjadi karena kesalahan komunikasi yang berujung amarah,” kata Kombes Asep di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/7).

Menurut dia, pelaku penembakan yakni Bripka Rangga Tianto saat ini sedang diperiksa di Polda Metro Jaya.

Kasus ini berawal saat Bripka Rahmat Effendy membawa pelaku tawuran bernama Fahrul Zachrie dan melaporkan ke Polsek Cimanggis pada Kamis (25/7) pukul 20.30 WIB malam dengan barang bukti celurit.

Selengkapnya baca: Penembakan Polisi di Cimanggis Dilatarbelakangi Salah Paham

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin