Mantan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, saat diskusi Aktual Forum dengan tema Nasib Perusahaan "Plat Merah" Di Bawah Kebijakan Rini Soemarno di Jakarta, Minggu (13/5/18). Perusahaan BUMN seharusnya bisa menjadi pengerak ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Seperti China, dulu BUMN motornya bibarengi swasta, tapi Indonesia terbalik, dengan segala kelebihan yg terjadi, BUMN kita malah jadi faktor yang memperlambat ekonomi, karena jadi alat kekuasaan dan pengelolaannya tidak profesional. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Mantan Menko Perekonomian di era Gus Dur sekaligus mantan Menko Kemaritiman di era Jokowi, Rizal Ramli angkat bicara soal maraknya impor pangan.

Terlebih, belakangan ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) memustukan akan menambah impor beras hingga 500 ribu ton. Rizal Ramli menilai, ada pihak-pihak yang mencari rente dari impor pangan.

Keran impor juga, kata dia sengaja dibuka lebar karena bisa menjadi sumber dana yang besar untuk kepentingan politik. “Yang terjadi, di belakang inisiatif impor ada yang selalu ingin cari uang gampang. Impor pangan sumber politik besar,” kata Rizal saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (18/5).

Salah satu orang yang pernah menjadi Menteri Perdagangan ini mengakui ada pihak yang menawarkan bagian keuntungan dari jatah impor pangan. Kata dia, ada pula orang yang langsung jor-joran membuka keran impor pangan begitu diangkat menjadi Menteri Perdagangan.

“Salah seorang Mendag cerita, dia seminggu ditawarin dapat kuota daging, gula, garam, bawang putih. Ada Mendag yang jor-joran seminggu diangkat dia impor,” ujar dia.