Presiden mengatakan harus ada “management control” untuk menghindari kesalahan dan kelalaian yang berakibat fatal. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus melakukan evaluasi total karena ada banyak pengerjaan proyek infrastruktur.

“Ada yang ditargetkan selesai 2023, 2020, ada yang mengejar Asian Games. Apa pun pekerjaan, baik yang dikerjakan normal atau yang cepat, semuanya perlu ‘management control’ yang detail,” tuturnya.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo memang sedang melakukan proyek pembangunan besar-besaran di banyak tempat seolah-olah penyediaan infrastruktur untuk masyarakat dikebut.

Kejar setoran Pengerjaan proyek infrastruktur yang ngebut, hingga akhirnya, roboh dan menimbulkan korban itu sempat dikritik keras oleh Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia bagaikan sopir angkutan kota yang “kejar setoran”.

Tulus Abadi mengibaratkan pengerjaan proyek infrastruktur bagaikan sopir angkutan kota yang mementingkan pekerjaan selesai, tanpa mengutamakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpangnya.

Apalagi, kejadian kecelakaan dalam pengerjaan infrastruktur bukan hanya terjadi dalam proyek Jalan Tol Becakayu saja. Kecelakaan di Jalan Tol Becakayu adalah kejadian ke-12 sepanjang 2017 hingga awal 2018.

Kecelakaan dalam pengerjaan konstruksi merupakan kegagalan konstruksi yang membuktikan proyek tersebut tidak direncanakan matang atau diawasi secara ketat dan konsisten.

Karena itu, Tulus meminta pemerintah membentuk tim investigasi untuk melakukan audit terhadap seluruh proyek infrastruktur.

“Tim investigasi sangat mendesak untuk mengaudit ulang seluruh proyek infrastruktur yang sedang berjalan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby