Jakarta, Aktual.com — Proses pendidikan bagi seorang anak memiliki arti yang sangat dalam dan penting untuk ditanamkan sejak dini. Seorang anak akan merespon segala hal yang ada di sekitarnya dengan baik, hingga kemudian menirunya dan menuangkannya dalam proses pembelajaran.

Maka, sebagai orang tua sangat penting untuk memperhatikan hal tersebut, khususnya yang berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari dimana dalam hal ini berhubungan erat dengan akhlak. Pasalnya, anak dalam masa usia ‘golden age’ merupakan sosok peniru yang baik, sehingga ia akan meniru segala perilaku orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya.

Peran serta tanggung jawab orang tua terhadap pembentukan akhlak bagi seorang anak sangat besar nilainya. Demikian ungkapan dari Ustadzah Hj. Wirianingsih.

Adapun, hal pertama yang harus ditanamkan pada seorang anak adalah akhlak atau biasa kita sebut moral, dimana anak diajarkan untuk bisa memahami mana perbuatan yang baik atau yang buruk untuk dilakukan.

Mengingat, akhlak merupakan buah dari pendidikan keimanan yang kokoh dalam diri seseorang.  Serta, wajib bagi orang tua untuk memahamkan pada anak-anaknya bahwa dalam menjalani kehidupan ini hendaknya kita mengkaitkan segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT.

Lantas, seperti apa maksud dari mengkaitkan segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT? Bunda Wiwi menjawab, apabila seringkali kita merasakan ketidaknyamanan atau mudah marah terhadap perilaku orang-orang di sekitar kita, itu bertanda hati kita sedang bermasalah sehingga dalam hal ini ketika kita berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia maka seharusnya kita memperbaiki hubungan dengan Allah SWT terlebih dahulu.

Mendidik anak dengan akhlak yang Islami, penting dilakukan oleh orang tua sejak dini. Agar kelak nantinya, anak-anak kita menjadi individu-individu yang memiliki karakter Islami dan Qurani.

Lantas, pertanyaanya bagaimanakah cara yang tepat bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai Islami bagi anak-anak sejak kecil? Berikut ulasannya oleh Bunda Wiwi.

Pertama, strategi awal yang harus dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Islami bagi anak adalah dengan memberikan Al-Qudwah atau keteladanan yang baik. Pasalnya, bahasa sikap atau perbuatan yang baik jauh lebih efektif diterapkan bagi anak-anak dalam usia ‘golden age’ dibandingkan dengan menggunakan bahasa verbal.

Kedua, melakukan Mulahadoh atau pembiasaan sikap positif oleh orang tua secara terus menerus. Khususnya, jika Anda memiliki anak berusia 0-3 tahun, dalam usia itu anak dapat meniru segala tindakan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Sehingga, penting bagi anda untuk lebih cermat dan hati-hati terhadap sikap dan perilaku yang besar kemungkinan anak Anda akan meniru sikap kedua orang tuanya tersebut.

Cara tepat yang bisa Anda lakukan yaitu, lakukanlah hal-hal positif tersebut bersama dengan anak Anda dan lakukan secara berulang. Lalu perhatikan, jika anak Anda melakukan hal yang salah, tugas Anda yaitu, dengan mengingatkannya dengan lembut dan ajak lagi melakukan hal positif itu terus menerus.

Ketiga, nasihat. Adapun, cara yang harus Anda perhatikan dalam memberikan nasihat, yaitu meluruskan niat semata-mata karena mengharapkan ridho Allah SWT. Kemudian, ketika menyampaikan nasihat hendaknya dilakukan hanya berdua saja jangan di depan umum. Karena memberikan nasihat di depan umum hanya akan membuat malu orang yang kita nasihati. Selanjutnya, tentukan waktu yang tepat untuk memberikan nasihat.

Perhatikan anak kita, apakah suasana hatinya sedang baik untuk menerima nasihat dari ayah dan bundanya. Setelah itu, terus bangun dialog untuk mengakrabkan diri dengan si anak, hal tersebut penting dilakukan agar anak kita dapat menerima dan memahami nasihat kita dengan baik.

Dan yang terakhir adalah menggunakan bahasa ‘saya’ dalam memposisikan diri pada anak, misalnya, “mama sedih deh, adek gak nurut sama mama.”

Keempat, memberikan cerita atau kisah positif yang menginspirasi anak Anda untuk berbuat baik. Langkah ini, cukup jitu diterapkan pada anak Anda, karena setelah mendengar kisah tersebut anak Anda akan termotivasi dengan tokoh-tokoh cerita yang ada di dalamnya untuk melakukan kebaikan.

Misalnya, coba anda berikan kisah-kisah Nabi dan Rasul, tokoh sahabat dan shahabiyah Nabi.

Kelima, memberikan ‘reward’ dan ‘punishment’. Dua poin tersebut dapat Anda berikan bagi anak-anak Anda dengan catatan jangan terlalu keras. Sebelum Anda memberikan dua poin tersebut, sebaiknya anda komunikasikan hal tersebut dengan anda agar bisa disepakati dengan baik secara bersama-sama. Sehingga, kesepakatan tersebut tidak membebani Anda atau pun anak Anda.

Artikel ini ditulis oleh: