Jakarta, Aktual.com — PT Telekomunikasi Indonesia menyatakan bahwa kerjasama pembangunan data center di Singapura itu berbeda dengan yang diisukan berbagai macam kalangan. Pasalnya, data center tersebut dikhawatirkan mudah terjadi pencurian informasi data penting pemerintah Indonesia.

“Terkait pembangunan data server yang di Singapura tidak ada hubungannya dengan E-Goverment pada Singapura telkom atau Singtel. Bahkan data center itu sudah lama kita miliki sejak 2008-2009. Itu dikhususkan untuk pelanggan dan koorporasi yang ada di Singapura,” ujar Vice President Corporate Communication PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Arif Prabowo di Jakarta, Kamis (25/9).

Menurutnya, data-data yang diisukan dimiliki pemerintah Indonesia ditaruh di Singapura adalah tidak benar

“Isu terkait data pemerintah Indonesia dan perusahaan di taruh Singapura itu tidaklah benar,” jelasnya.

Terkait e-Goverment, menurutnya hal tersebut bentuk sebuah aplikasi yang memang dibutuhkan untuk pelanggan korporasi dan public utilities. Tapi E-Goverment itu berada di layer aplikasi.

“Kalau pelanggan dari E-Goverment itu perusahaan Indonesia, maka data akan ditaruh di Indonesia. Begitu pula kalau pelanggan di luar Indonesia, maka bisa bisa di taruh di Singapura,” jelasnya.

Menurutnya, data center yang ada di Indonesia sendiri kapasitasnya jauh melebihi kapasitas yang ada di Singapura. Sedangkan aplikasi E-Goverment di taruh di server Indonesia, bisa di pelanggan atau di korporasi Indonesia. Jadi tidak ada data center dengan aplikasi yang dikerjasamakan dengan singtel.

“E-Goverment itu aplikasi, bisa kita bikin sendiri atau kita buat sendiri. Tentunya data tersebut disimpan di Indonesia. Ada tiga lokasi, Sentul, Serpong dan Surabaya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka