Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto bersama Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulayadi menghadiri Safari Ramadan Partai Golkar di Bojongloa, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/6/2016). Selain Safari Ramadan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto juga memberikan satunan kepada anak Yatim dan kaum dhuafa.

Bandung, Aktual.com – Ahli Kebencanaan dan Vulkanologi Surono mengatakan seluruh elemen masyarakat maupun pemerintah harus mengistimewakan daerah aliran Sungai Cimanuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk memberikan keberkahan dan tidak terjadi bencana banjir.

“Sungai itu harus dirawat, harus ada kepeduliaan,” kata Surono saat meninjau kondisi Sungai Cimanuk di kawasan Bayongbong, Kabupaten Garut, Selasa.

Surono meninjau berdasarkan permintaan Ketua DPD Jabar Partai Golkar Dedi Mulyadi untuk mengetahui kondisi sungai dan upaya yang harus dilakukan agar banjir bandang tidak kembali melanda Garut.

Menurut dia, tindakan Dedi Mulyadi yang juga menjabat sebagai Bupati Purwakarta itu merupakan bentuk kepeduliaannya dalam menjaga lingkungan. “Kajian saya melihat ini ada suatu kepeduliaan, perhatian yang tumbuh tinggal ada suatu dukungan dari masyarakat.”

Dia menyampaikan kondisi Sungai Cimanuk sejak tahun 1998 sudah terjadi kerusakan, yang awalnya tanaman keras dan kuat menjadi tanaman musim seperti sayuran. Akibatnya, lanjut dia, muncul berbagai permasalahan seperti terjadi pendangkalan, resapan air minim sehingga air yang mengalir ke sungai meluap.

“Manakala gunung gundul, maka yang terjadi sungai dangkal, sumber mata air tidak ada, yang ada banjir, tidak ada yang menjadi berkah, kembalikanlah Papandayan (hutan) sesuai fungsinya.”

Dia berharap, masyarakat menjaga kondisi Sungai Cimanuk terutama di hulu agar memberikan keberkahan bagi kehidupan masyarakat sampai ke hilir sungai. “Mutlak membenahi hulu agar hilir mendapatkan keberkahan.”

Sementara, Ketua DPD Jabar Partai Golkar Dedi Mulyadi mengaku sengaja mengajak Ahli Kebencanaan dan Vulkanologi Surono untuk mengkaji persoalan aliran Sungai Cimanuk yang menyebabkan banjir besar di Garut.

Upayanya itu, kata dia, sebagai bentuk kepeduliaan terhadap lingkungan dan kehidupan manusia agar tidak terkena musibah dari kelalian manusia.

“Ini bukan hanya urusan memperhatikan Garut tapi memperhatikan daerah lainnya, kita tahu bagaimana problem kerusakan lingkungan di sini, kita harus cari solusinya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu