Wakapolri Komjen Pol Syafruddin

Jakarta, Aktual.com – Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, memerintahkan Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri untuk menyelidiki kejadian sebenarnya dibalik isu bentrok warga dengan aparat dalam eksekusi pembebasan lahan seluas 20 hektare di Luwuk, Banggai, Sulawesi Selatan pada Senin (19/3).

“Saya langsung memerintahkan Propam untuk menginvestigasi menyeluruh,” kata Komjen Syafruddin di Jakarta, Jumat (23/3).

Pasalnya di sejumlah pemberitaan daring menyebutkan bahwa terjadi bentrok aparat dengan ibu-ibu pengajian di Luwuk, Banggai, yang berakhir dengan ditembakkannya gas air mata oleh aparat.

“Beritanya sangat dahsyat, sangat mengiris hati umat Islam. Infonya, ibu-ibu sedang dzikir terus dieksekusi (lahan),” katanya.

Penyelidikan tersebut sangat penting untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran polisi dalam pengamanan eksekusi lahan.

“Kalau benar itu kejadiannya, akan saya copot kapolresnya,” ucapnya, menegaskan.

Terkait penggunaan gas air mata dalam bentrok dengan massa, menurut Syafruddin, sangat berlebihan bila upaya aparat membubarkan massa yang terdiri dari ibu-ibu dengan menggunakan gas air mata.

Eksekusi penggusuran di Tanjung Sari, Kelurahan Karaton, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pada Senin (19/3) terhambat oleh masyarakat yang terdampak penggusuran.

Mereka para ibu-ibu pengajian membentuk barisan dan melantunkan shalawat serta takbir. Mereka berupaya menahan aparat yang hendak menggusur. Kemudian terjadi bentrokan antara aparat dengan massa.

Polisi akhirnya menggunakan gas air mata sesaat setelah warga mulai melempar batu ke arah polisi.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: