Jakarta, Aktual.co — Vatikan menyetujui kesepakatan pertama yang secara resmi mengakui Negara Palestina –tindakan yang memberi dukungan hukum buat pengakuan yang telah bertahun-tahun diberikan oleh Bapak Suci dan mengundang kecaman dari pendukung Yahudi.
Kesepakatan tersebut, yang dikatakan Vatikan bertujuan “meningkatkan kehidupan dan kegiatan Gereja Katholik serta pengakuannya pada tingkat hukum”, dicapai beberapa hari sebelum Paus Francis dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan tampaknya memperkuat hubungan antara Vatikan dan Palestina.
Teks kesepakatan tersebut, yang mencakup kegiatan Gereja di daerah yang dikuasai Pemerintah Otonomi Palestina, telah diselesaikan dan akan secara resmi ditandatangani oleh masing-masing pemerintah “dalam waktu dekat”, kata pernyataan bersama yang disiarkan oleh Vatikan, seperti dilansir Reuters, Kamis (14/5) pagi.
Abbas dijadwalkan menghadiri Missa di Vatikan pada Ahad bagi penyucian dua biarawati Abad XIX dan Abad XX kelahiran Palestina.
Para pejabat Vatikan menegaskan Bapak Suci telah memberi pengakuan resmi bagi Negara Palestina sejak 2012.
Wakil Menteri Luar Negeri Vatikan Monsignor Antoine Camilleri mengatakan dalam satu wawancara dengan Bapak Suci di sebuah harian resmi  berharap kesepakatan itu akan secara tidak langsung membantu Negara Palestina dalam hubungannya dengan Israel.
“Akan positif jika kesepakatan tersebut dapat dalam satu cara membantu penegakan dan pengakuan bagi Negara Palestina yang independen, berdaulat dan demokratis serta hidup dalam kedamaian dan keamanan bersama Israel dan tetangganya,” kata menteri itu kepada l’Osservatore Romano.
Namun Presiden Kongres Yahudi Eropa Moshe Kantor menyebut tindakan tersebut “tak menguntungkan” dan mengatakan itu akan “memupus peluang bagi penyelesaian damai melalui perundingan konflik dan membuat berani kaum fanatik”.
Abraham Foxman dari Liga Anti-Defamasi mengatakan kesepakatan itu “pradini” dan “akan merusak penyelesaian dua-negara melalui perundingan bagi konflik tersebut”.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan kementerian tersebut kecewa. “Tindakan ini tidak mendorong proses perdamaian dan menjauhkan pemimpin Palestina dari kembali ke perundingan bilateral dan langsung,” kata kementerian itu di dalam pesan tertulis.
Amerika Serikat dan Israel menentang pengakuan tersebut, dan berkilah itu “merusak upaya pimpinan AS untuk merundingkan kesepakatan Palestina-Israel” mengenai pesyaratan bagi Negara Palestina.
Kebanyakan negara di Eropa Barat telah menahan pengakuan mereka, tapi sebagian telah mengisyaratkan bahwa posisi mereka dapat berubah jika upaya perdamaian tetap buntu.
Sidang Majelis Umum PBB pada 29 November 2012 mensahkan satu resolusi yang mengakui Palestina sebagai negara pengamat non-anggota. Resolusi tersebut disambut pada saat itu oleh Vatikan, yang memiliki status yang sama, pengamat non-negara di PBB.

Artikel ini ditulis oleh: