Jakarta, Aktual.com – Kelompok pejuang Hamas Palestina mengakui bahwa pemerintah Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berusaha menyesatkan opini publik Zionis.

“Netanyahu dan pemerintahannya berusaha dengan segala cara untuk terus menyesatkan opini publik Zionis dan memperpanjang agresi, meskipun tentara mereka yang kalah menderita kerugian nyawa dan peralatan,” kata anggota biro politik Hamas, Osama Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, pada Rabu (7/2).

Hamdan menuduh pemerintah Israel menghindari tanggung jawab pasca-agresi dan menunda konfrontasi dengan komite investigasi.

“Para menteri pemerintah penjajah mengulangi seruan mereka untuk mengusir rakyat Palestina di Jalur Gaza,” ucapnya.

Netanyahu menolak tuntutan Hamas untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran tahanan. Dalam menanggapi hal ini, Hamdan menyatakan, “Hamas telah menyampaikan tanggapannya kepada Qatar dan Mesir mengenai kerangka perjanjian gencatan senjata.”

Delegasi Hamas, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, akan ke Kairo, Mesir, untuk melanjutkan dialog. Pihak penjamin perjanjian yang ditentukan Hamas adalah Qatar, Mesir, Turki, Rusia, serta PBB. Hamas mengonfirmasi persetujuan terhadap usulan rencana pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil