Asap mengepul setelah serangan udara Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023).

Jakarta, Aktual.com – Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths menyampaikan keprihatinan atas kelanjutan peperangan di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan.

“Saat peperangan di Gaza memasuki bulan kelimanya, harapan semakin surut untuk jutaan orang yang terdampak serta personel kemanusiaan yang berjuang membantu mereka,” kata Griffiths.

Griffiths sangat prihatin terhadap keselamatan keluarga Palestina yang terus mengalami situasi sulit. Lebih dari setengah dari 2 juta penduduk Gaza saat ini mengungsi di Kota Rafah.

“Keadaan hidup mereka sangat buruk; mereka kekurangan kebutuhan dasar untuk hidup dan dibayangi kelaparan, penyakit, dan kematian,” ucapnya.

Dia menekankan bahwa pertempuran berlanjut di Rafah akan semakin mempersulit operasi kemanusiaan yang sudah terhambat oleh kurangnya jaminan keamanan, kerusakan infrastruktur, dan pembatasan akses.

“Sederhananya, perang ini mesti dihentikan,” katanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan niatnya untuk meneruskan serangan di Gaza hingga ke Kota Rafah, tidak akan berhenti hingga kemenangan Israel atas Hamas menjadi “sempurna.”

Serangan terbaru dilaporkan menewaskan setidaknya 14 warga Palestina di Kota Rafah dan Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan 27.585 rakyat Palestina dan melukai 66.978 lainnya. PBB mencatat 1.200 warga Israel tewas akibat serangan Hamas.

PBB menyebut serbuan Israel menyebabkan 85 persen populasi Gaza terusir, 60 persen infrastruktur rusak, dan kelangkaan makanan, air bersih, serta obat-obatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil