Studi Pencitraan

Pemeriksaan penunjang selain uji laboratorium dan densitometri dapat direkomendasikan oleh tim medis sesuai indikasi. Dokter dapat menyarankan studi pencitraan (imaging) berupa MRI (magnetic resonance imaging) atau CT (computed tomography) scan. MRI otak direkomendasikan bila terjadi peningkatan kadar prolaktin, amenore (ketidakteraturan haid), atau defek lapang pandang visual terdeteksi pada pemeriksaan fisik.

Bila pada penderita ternyata dijumpai kontraindikasi, maka dokter merekomendasikan CT scan otak beresolusi tinggi dengan potongan koronal spesial melalui area pituitari. Bagaimanapun juga, pemeriksaan dengan CT scan berpotensi kurang dapat mendeteksi lesi-lesi kecil.
Solusi

Ada beberapa strategi untuk menangani galaktorea. Pertama, menghindari stimulasi payudara yang berlebihan. Kedua, menghentikan penyebab potensial yang mendasarinya.

Bila dijumpai hipotiroidisme, maka perlu diberi tatalaksana dengan terapi penggantian hormon tiroid. Galaktorea sekunder akibat pengaruh estrogen ibu pada bayi dapat sembuh sendiri dan tidak memerlukan pengobatan. Keputusan untuk memberikan penatalaksanaan galaktorea perlu mempertimbangkan kadar serum prolaktin, tingkat keparahan galaktorea, dan fertilitas penderita.

Ketiga, pada keadaan normoprolaktinemia penderita dengan galaktorea idiopatik yang tidak mengganggu, tidak diperlukan terapi. Keempat, pasien normoprolaktinemik dengan galaktorea yang mengganggu dapat berespon dengan pemberian kabergolin 0,25 mg dosis rendah dua kali seminggu.

Pada pasien dengan gangguan hiperprolaktinemia, dapat diberikan obat golongan agonis dopamin, misalnya: bromokriptin dan kabergolin. Kelima, galaktorea akibat prolaktinoma dapat ditangani secara medis, melalui surveilans yang cermat, sesuai ukuran dan pertumbuhan tumor, gejala terkait, dan kadar prolaktin.

Keenam, prosedur pembedahan atau operasi dilakukan bila terjadi intoleransi, resistensi, atau kegagalan terapi, dijumpai problematika neurologis atau lainnya akibat ekspansi tumor secara langsung. Ketujuh, radioterapi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan makroadenoma yang resisten atau tidak toleran terhadap terapi medis dan saat pembedahan belum berhasil.[ant]

*) dr Dito Anurogo MSc adalah dosen FKIK Unismuh Makassar, instruktur literasi baca-tulis tingkat nasional 2019, Director networking IMA Makassar, pengurus Asosiasi Sel Punca Indonesia, dokter literasi digital, penulis puluhan buku, kepala LP3AI ADPERTISI, pengurus FLP Makassar Sulsel, pengurus APKKM

Artikel ini ditulis oleh: