24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42201

KIH Bentuk Pimpinan DPR Tandingan, Sejarah Kembali Terulang

Jakarta, Aktual.co — Sikap yang dilontarkan fraksi partai politik koalisi Indonesia hebat (KIH) soal mosi tidak percaya kepada pimpinan DPR RI Setya Novanto akan membuka peluang sejarah menggelar pimpinan koalisi serta alat kelengkapaan dewan (AKD) tandingan.
Hal itu dilontarkaan anggota Fraksi PDI Perjuangan, Olly Dondokambey di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/10).
“Tidak tertutup kemungkinan (DPR) sekarang juga begitu (ada tandingan),” kata dia.
Bendahara umum DPP PDI-Perjuangan itu mengungkapkan, kejadian yang serupa pernah terjadi, pada periode 2004-2009. Ketika itu, koalisi kerakyatan yang terdiri atas lima fraksi membentuk sebelas komisi tandingan dengan nama Gabungan Kelompok Kerja Fraksi (Gapoksi).
Adapun, anggota koalisi kala itu terdiri atas Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi. Sedangkan Koalisi Kebangsaan terdiri atas Partai Golkar, PDI-P, PPP, PBR, dan PDS.
“Waktu 2004 juga dulu pecah. Waktu itu pernah ada (AKD tandingan). Ada dua koalisi kan yaitu Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan,” ucap dia.
“Masing-masing pimpinan komisi juga jadi ikut terbelah dua. Yurisprudensi politiknya kan sudah ada. Tapi kita lihat nantilah” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wakil Ketua DPR: KIH Munafik!

Jakarta, Aktual.co — Rencana Koalisi Indonesia Hebat untuk membentuk Pimpinan DPR tandingan tak digubris oleh Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
Menurut politisi PKS tersebut, pembentukan dan pemilihan pimpinan komisi dan alat kelengkapan sudah melalui mekanisme yang sah.
“Memang mereka siapa? silahkan kalau buat mosi tidak percaya,” ujarnya kepada wartawan di Gedung DPR RI, Rabu (29/10).  
Fahri dengan tegas menuding bahwa partai-partai yang tergabung dalam KIH adalah munafik.
Sebab, kata dia, pihaknya telah memberikan keleluasaan waktu agar KIH menyetorkan nama-nama di tiap komisi dan alat kelengkapan dewan. Sehingga kalau ini dibentuk, parlemen dan pemerintah bisa secepatnya bekerja.
“Ciri orang munafik itu, menyebut orang lain tidak bisa dipercaya, padahal mereka sendiri tidak bisa dipercaya,” jelas Fahri.
Dijelaskannya, KMP mempersilakan KIH untuk menyusun anggota-anggotanya di tiap komisi dan alat kelengkapan dewan, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet. Namun, setelah Jokowi mengumumkan, mereka justru menyandera dan menghalang-halangi parlemen membentuk komisi dan alat kelengkapan dewan.
Seperti diketahui, Koalisi Indonesia Hebat membuat pimpinan DPR tandingan. Hal ini lantaran mereka tak rela semua pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan dibabat habis oleh KMP.

Artikel ini ditulis oleh:

Politikus Golkar Sarankan Ical Tak Maju Ketum Lagi

Jakarta, Aktual.co — Politikus Partai Golkar Agun Gunandjar mengatakan, sebaiknya ketua umum Golkar Aburizal Bakrie tidak kembali mencalonkan diri sebagai ketum periode selanjutnya. Hal itu dikarenakan untuk membuka jalan regenerasi menyeluruh di tingkat DPP.
“Kepemimpinan Golkar menghadapi 2019 diperlukan regenerasi kepemimpinan secara menyeluruh di tingkat DPP agar tidak terjadi kebuntuan, kevakuman, dan kendala pengalihan kepemimpinan pada kader-kader muda Partai Golkar seperti yang sekarang ada di AMPG dan AMPI. Sebaiknya Pak Ical jangan maju lagi,” kata Agun melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (29/10).
Agun mengatakan, regenerasi diperlukan untuk merealisasikan paradigma baru Partai Golkar yang digagas Akbar Tandjung di awal kehancuran Partai Golkar di era reformasi, dan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang digagas Aburizal Bakrie.
Regenerasi, menurut dia, juga diperlukan jika belajar dari kegemilangan Golkar pada Pemilu 1999 dan 2004, yang beralih menjadi kemunduran Golkar pada Pemilu 2009 dan berlanjut pada Pemilu 2014.
Dia menekankan banyak politikus Partai Golkar yang dapat dikategorikan sebagai senior meskipun usianya muda karena sudah “makan asam garam” di partai, dan sudah memegang jabatan-jabatan politik di parlemen.
“Seperti generasi Hariyanto Y. Tohari, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Melky Mekkeng, Zainudin Amali, Yorris Raweyai, Nusron Wahid, Agus Gumiwang, Poempida Hidayatulah, Firman Subagio, Titiek Suharto, para Ketua DPD Provinsi, Kabupaten dan Kota, banyak sekali,” kata dia.
Agun menilai nama-nama itu sudah patut dianggap senior, dan harus diberikan kesempatan menjadi ketua umum partai pada munas yang akan datang.
“Partai Golkar saat ini membutuhkan pemimpin yang merangkak dari bawah sebagai sosok seorang aktivis, ideologi partai, yang berjuang untuk kepentingan rakyat, negara, dan partai,” kata dia.
Ical sendiri sebelumnya mengatakan bahwa dirinya masih akan melihat dukungan dari kader-kader terlebih dulu sebelum memutuskan maju kembali sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Yang jelas, kata Ical, sesuai dengan AD/ART, setiap kader berhak menjabat posisi ketua umum dua kali.

Artikel ini ditulis oleh:

KIH Desak Presiden Jokowi Terbitkan Perppu MD3

Jakarta, Aktual.co — Lima partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera mengeluarkan Perppu UU MD3.
“Kami meminta pemerintah (Presiden) untuk mengeluarkan Perppu MD3 guna memilih pemimpin yang layak untuk memimpin dewan (DPR),” kata Ketua Fraksi DPP NasDem, Viktor Laiskodat dalam konfrensi persnya, di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (29/10).
Sedangkan menurut politikus PKB Daniel Johan, dengan adanya mosi tidak percaya yang dikeluarkan oleh lima fraksi KIH, yakni PDIP, PKB, NasDem, Hanura dan PPP, akan segera melakukan rapat paripurna dan menggelar sidang-sidang komisi.
“Membentuk komisi dan alat kelengkapan dewan (AKD). Dan membuat pimpinan definitif secara proporsional,” kata Daniel Johan.
Mosi tidak percaya ini keluar sejalan dengan pemilihan pimpinan komisi yang digelar hari ini. Kubu KIH sendiri, hingga saat ini tidak menyerahkan nama-nama anggotanya ke pimpinan untuk ditempatkan dikomisi, karena tidak mendapat jatah 16 pimpinan alat kelengkapan dewan.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Presiden Zambia Meninggal Dunia

Jakarta, Aktual.co —  Presiden Zambia Michael Sata meninggal dunia di London, dimana ia dirawat karena penyakit yang tak disebutkan.
Stasiun televisi Muzi serta portal berita Zambia Reports dan Zambian Watchdog, Rabu (29/10) menyebutkan kabinet negara Afrika bagian selatan itu akan menggelar pertemuan.
Belum ada komentar dari pejabat pemerintah terkait hal ini.

Tak Mampu Satukan KONI-KOI, Roy Suryo Berdalih Masa Jabatannya Singkat

Jakarta, Aktual.co — Kekisruhan yang kerap terjadi antara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), bisa dikatakan menjadi salah satu penyebab gagalnya kontingen Indonesia di kejuaraan internasional.

Oleh karena itu, banyak rumor yang beredar, untuk meminta peleburan kembali dua induk olahraga tersebut.

Dan harapan itu, jatuh pada Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, ketika menggantikan Andi Mallaranggeng, yang terlibat kasus korupsi Hambalang.

Namun, Roy Suryo, tidak mampu untuk berusaha menyatukan kedua induk olahraga tersebut.

Politisi Partai Demokrat ini berdalih, tidak bisanya menyatukan KONI-KOI, karena masa jabatannya yang terbilang singkat.

“Dengan masa kepemimpinan saya yang terbilang singkat, sangat tidak mungkin untuk mempersatukan KONI dan KOI. Mengingat permasalahannya berada pada Peraturan Perundang-Undangan (PP) tentang Penyelenggaraan Keolahragaan,” kata Roy Suryo, dalam serah terima jabatan Menpora di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (29/10).

Dijelaskan pakart telematika ini, untuk bisa melebur dua organisasi olahraga tersebut, butuh penggodokan di tingkatan Dewan Pimpinan Rakyat. Karena hal itu terkait dengan PP yang disebutkannya tadi.

“PP itu harus diubah, namun membutuhkan waktu dan berhubungan langsung dengan DPR,” paparnya.

Roy Suryo menjabat sebagai Menpora sejak 2013, menggantikan Menpora sebelumnya yang mengundurkan diri, Andi Mallaranggeng, yang menjadi tersangka kasus korupsi Hambalang.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain