Jakarta, Aktual.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam sikap Amerika Serikat yang dinilainya sebagai penghambat tercapainya perdamaian di Jalur Gaza. Erdogan menyatakan bahwa meskipun telah ada seruan perdamaian, upaya tersebut belum membuahkan hasil positif.
“Dalam mengatasi konflik di Gaza, meskipun AS mengklaim telah mengirimkan beberapa pejabat tingkat tinggi ke wilayah tersebut dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah ini, hasil nyata masih belum tercapai. Terlepas dari situasi tersebut, kami terus mengupayakan gencatan senjata dan perdamaian, karena kami melihat tidak ada jalan keluar alternatif,” tegas Erdogan.
Presiden Turki ini menilai serangan yang terus berlanjut di Jalur Gaza mencerminkan “lemahnya hati nurani” Israel dan menegaskan bahwa keamanan masyarakat di wilayah kantong Palestina itu “tidak bisa dikompromikan.”
“Umat manusia harus mendengar seruan ini sesegera mungkin. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk tetap diam dalam menghadapi genosida ini sangatlah besar,” tambahnya.
Erdogan juga mencatat perubahan pandangan beberapa negara yang awalnya memihak Israel dan kini “menyatakan penyesalan.” Ia menekankan bahwa solusi sejati terletak pada pendirian negara Palestina merdeka dan berdaulat dengan ibu kota di Yerusalem Timur, mengacu pada perbatasan tahun 1967.
Turki, sebagai pembela saudara-saudaranya di Palestina, juga mengambil sikap tegas membela hak asasi manusia dan hukum perdamaian internasional.
“Apakah memaksa warga sipil ke daerah yang seharusnya aman sebelum mengebomnya sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan, hukum perang, hukum internasional, dan hak asasi manusia?” tanya Erdogan.
Presiden Turki ini juga menyoroti perlunya perubahan dalam struktur sistem global yang terdistorsi dan menegaskan pentingnya mekanisme pengawasan yang efektif. Erdogan dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi berkomitmen untuk menjaga tekanan terhadap Israel demi perdamaian dan ketenteraman di kawasan.
Artikel ini ditulis oleh:
Jalil