25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42280

Kenaikan UMP Bakal Tidak Efektif?

Jakarta, Aktual.co — Upah Minimum Provinsi (UMP) yang akan ditetapkan pada 1 November mendatang dinilai belum efektif karena sampai saat ini baru ada 3 dari 34 provinsi di Indonesia yang sudah menetapkan nilai UMP.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, penetapan nilai UMP harus diputuskan dengan seksama karena jika tidak akan berdampak luas terhadap perekonomian Indonesia.

“UMP nanti perlu diselesaikan pada tanggal 1 November. Kami memahami kabinet baru waktunya sudah mendesak, tapi mohon diputuskan dengan hati-hati,” ujar Agus yang ditemui di Gedung BI, Jakarta, Senin (27/10).

Agus menambahkan bahwa jika kenaikan UMP tidak diperhatikan dengan baik akan berdampak pada inflasi yang tinggi dan dapat menyebabkan Indonesia menjadi negara yang kurang kompetitif.

“Untuk itu perlu adanya kerjasama antar pihak agar kesejahteraan pekerja terjamin, dan di sisi lain investasi tidak terhambat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Wow, Tas Eksklusif dari Songket Terjual Hingga Dubai

Jakarta, Aktual.co — Tas buatan tangan berbahan dasar kain songket produksi Indonesia kini dipasarkan hingga ke Dubai.
“Kami mengekspor tas ini ke Dubai dan Turki sejak dua tahun terakhir,” ungkap Operational Director “Aryani Art House Gallery”, Mega Hartati yang memasarkan tas songket tersebut, saat ditemui di Makassar, Minggu (26/10).
Mega menambahkan hingga saat ini volume penjualan tas dengan harga antara 300 sampai 500 dolar Amerika per buah tersebut masih terbatas hingga 20 buah tas per bulan.
“Jumlahnya memang sangat terbatas karena semuanya buatan tangan, dari perajin di daerah Karawang, Jawa Barat,” jelas Mega.
Menurut Mega, hingga saat ini pihaknya masih melayani “private consumer” karena tas yang mereka pasarkan tergolong eksklusif.
“Kami memang belum meluncurkan tas ini, jadi masih terbatas melayani pemesan-pemesan khusus,” imbuhnya.
Mega optimistis peluang pasar untuk tas jenis ini masih sangat terbuka, untuk itu pihaknya berencana melakukan ekspansi.
“Produk kita tergolong unik karena ada unsur etnik dalam kain songket dan dibuat dengan tangan, jumlah pemesan juga terus tumbuh, sehingga kami optimistis peluang pasar kami masih terbuka, tinggal bagaimana memproduksi dengan tetap menjaga kualitas,” jelasnya.

Track Record Yasonna Laoly Dipertanyakan

Yogyakarta, Aktual.co — Yasonna Laoly yang mengisi pos jabatan Mentri Hukum dan HAM (Menkumham).Politisi partai pendukung utama Jokowi, yakni PDI Perjuangan ini didaulat mengisi pos yang dinilai cukup penting dalam upaya penegakan hukum dan HAM termasuk pemberantasan korupsi di era pemerintahan Jokowi-JK ke depan. 
Meski begitu track record lelaki kelahiran Sorkam 27 Mei 1953 silam ini di bidang hukum masih dipertanyakan.  Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM, Oce Mardil, mengaku tak banyak mengetahui track record yang bersangkutan. 
“Saya tidak pernah mendengar nama ini. Latar belakang dan track recordnya khususnya di bidang hukum selama ini juga tidak banyak diketahui publik. Sehingga saya tidak bisa banyak komentar,” katanya. 
Selama menjadi anggota DPR RI, Yasonna Laoly dikatakan juga tidak berada di komisi III yang berkaitan dengan masalah-masalah hukum. Sehingga track recordnya pun dipertanyakan.
“Posisi Menkumham saya kira cukup penting. Kita tunggu saja kinerjanya seperti apa. Misalnya dalam persoalan pemberian remisi dan reformasi birokrasi,” katanya.
Yasonna Laoly memiliki nama lengkap dr. Yasonna H. Laoly SH, M.Sc. Ia merupakan anggota DPR sejak tahun 2004. Lewat daerah pemilihan Sumatera Utara 2, DR. Yasonna H. Laoly, SH, M.Sc bisa terpilih kembali sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. 
Selama di parlemen ia bertugas di Komisi II yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri, Aparatur Negara, Otonomi Daerah, dan Agraria. 
Selain itu Wakil Sekretaris Fraksi PDIP ini juga menjabat sebagai Anggota Badan Anggaran. Yasonna menikah dengan Elisye Widya dan sudah dikaruniai 4 anak. Ia meraih gelar Doktor (PhD) setelah menyelesaikan studi di North Carolina State University Raleight, Amerika, pada tahun 1994.

Artikel ini ditulis oleh:

Seleksi Menteri Jokowi Pilih KPK, Kejagung Tak Merasa Dianak Tirikan

 Jakarta, Aktual.co —Plt Jaksa Agung Andhi Nirwanto, menanggapi santai saat lembaganya tak dilibatkan dalam perekrutan para calon menteri di kabinet Joko Widodo sebelum para kabinet kerja resmi diumumkan di Istana Negara, Kemarin (26/10).

“Kita ini bukan anak tiri, kita anak kandung. Kejaksaan ini kan sudah ada sejak jaman kemerdekaan,” kata Andhi di Kejagung, Jakarta, Senin (27/10).

Jokowi sebelumnya meminta masukan kepada KPK dan PPATK untuk menilai rekam jejak para calon menteri. Dari 43 calon menteri ada 8 calon menteri yang raportnya dinilai merah, kuning dan kuning muda dari rekomedasi KPK.

Meski ogah menangapi itu, Namun Andhi menghormati hak prerogatif Presiden. Kejaksaan sendiri diduga mengantongi sejumlah nama menteri di kabinet Kerja yang tersandung masalah hukum.

“Intinya begini, semua terpulang pada hak preogratif Presiden RI Pak Jokowi.  Bahwa beliau mau minta rekomendasi dengan wartawan ya itu hak beliau yah intinya begitu,” ujarnya.

Kejaksaan adalah institusi dibawah langusng Presiden, lembaga yang fugsinya sebagai penegakan hukum itu kerap dijadikan sebagai pengacara negara dalam berbabagi penanganan kasus yang berkaitan dengan gugatan hukum kepada negara.Hal itu. diatur dalam Peraturan Presiden No 38 Tahun 2010 pasal 24 tentang organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan kejaksaan melalui Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun).

Jamdatun mempunyai tugas dan wewenang yakni penegakan hukum, bantuan hukum, pertimbangan hukum dan tindakan hukum lain kepada negara atau pemerintah. Diantaranya meliputi lembaga atau badan negara, Intansi Pemerintah Pusat atau Daerah, BUMN atau BUMD.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Pemprov Harus Awasi Pendirian Apartemen

Jakarta, Aktual.co —Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dihimbau sudah melakukan pengawasan terhadap pendirian apartemen di DKI guna mengantisipasi timbulnya masalah di kemudian hari.
Disampaikan pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, pengawasan bisa dilakukan pada struktur bangunan apartemen, demi keamanan saat terjadi bencana seperti kebakaran. 
“Dan penggunaan air tanah oleh bangunan tersebut yang harus sesuai aturan sehingga tidak menyebabkan kekurangan air tanah,” katanya, di Jakarta, Senin (27/10).
Masalah perizinan penggunaan lahan, menurutnya juga sangat krusial dalam pembangunan apartemen. Karena menyangkut hajat hidup orang banyak yang bisa menimbulkan konflik sosial di masyarakat.
“Yang melibatkan pihak pengusaha dan masyarakat yang sesungguhnya tidak perlu terjadi jika pemerintah mau dan serius dalam hal pengelolaan perizinan ini.”
Terlepas dari perlunya pengawasan, menurut Yayat, fenomena menjamurnya apartemen di kota-kota besar seperti di Jakarta, dianggap sudah semestinya terjadi. Mengingat semakin minimnya lahan di perkotaan.
Bahkan dia menilai keberadaan apartemen di kota besar bahkan harus dikembangkan. “Karena lahan hijau dan daerah resapan di kota-kota besar yang semakin berkurang, sementara jumlah penduduknya setiap tahun terus bertambah.” 
Selain minimnya lahan di kota besar, menurut Yayat ada faktor lain yang jadi penyebab maraknya pembangunan apartemen. 
Yakni adanya faktor gaya hidup di kelompok masyarakat menengah ke atas yang baru, seperti karyawan atau pengusaha muda yang menganggap tinggal di daerah pinggiran sudah tidak efektif. 
“Sekarang ini kebanyakan dari masyarakat menengah ke atas tinggal di pinggiran akan membuang waktu mereka karena jarak dan kemacetan yang terjadi, sehingga mengganggu aktivitas mereka sehari-hari dan akhirnya beralih mencari tempat tinggal di perkotaan.”

Artikel ini ditulis oleh:

Pukat UGM: Masih Ada Menteri Kabinet Kerja Jokowi yang Punya Catatan Hitam

Yogyakarta, Aktual.co  –  Kabinet baru bentukan Presiden RI Joko Widodo yang baru saja dilantik hari ini langsung mendapat sorotan banyak pihak. Salah satunya datang dari Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM. Peneliti senior Pukat UGM, Oce Mardil.
Dia menilai meski dalam pembentukannya Presiden Jokowi telah melibatkan pihak KPK dan PPATK dalam penentuan nama-nama pengisi kabinetnya, namun ia menilai masih ada beberapa nama sejumlah menteri yang sering disebut-sebut memiliki keterlibatan terhadap sejumlah kasus korupsi.
“Memang secara hukum positif nama-nama menteri yang muncul itu semua bersih. Karena tidak ada satu pun yang berstatus tersangka. Namun menurut saya masih ada beberapa nama, satu dua, yang memiliki catatan. Meski saya tidak bisa sebut namanya,” katanya, Senin (27/10). 
Menurut Oce, tetap dimasukkannya sejumlah nama yang kerap disebut-sebut memiliki keterlibatan kasus korupsi itu tidak terlepas dari banyaknya pertimbangan yang harus diputuskan Jokowi dalam memilih menterinya. Baik itu pertimbangan politik, partai dan sebagainya.
“Dengan tetap dimasuknya nama-nama itu tentu menjadi resiko tersendiri bagi Jokowi. Meskipun juga nama-nama lain yang selama ini dikenal bersih belum tentu atau tidak bisa dipastikan nantinya tidak akan tersandung kasus korupsi,” ungkap. 
Karena itu ia menilai kabinet baru Jokowi harus membuktikan  pemerintahannya tidak sama dengan kabinet SBY sebelumnya dimana banyak mentri tersandung kasus korupsi. Para mentri yang selama ini berada di luar pemerintahan dikatakan juga harus banyak belajar mengenai hal-hal terkait masalah birokrasi sehingga tidak tersandung kasus serupa di masa yang akan datang.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain